Holding BUMN Ultra Mikro & UMKM, Pemerintah Pertahankan Kendali Melalui Saham Dwiwarna

Kamis, 10 Desember 2020 - 17:11 WIB
Pemerintah memastikan akan tetap mempertahankan kendali tertentu pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi anak perusahaan holding, melalui kepemilihan saham Dwiwarna. Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA– Kementerian BUMN akan membentuk induk usaha (holding) untuk pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dan UMKM, guna mengoptimalkan pemberdayaan pelaku usaha mikro dan kecil. Meski begitu, Pemerintah memastikan akan tetap mempertahankan kendali tertentu pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi anak perusahaan holding, melalui kepemilihan saham Dwiwarna.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengatakan, pemerintah akan tetap memiliki kendali terhadap BUMN anggota holding pembiayaan ultra mikro (UMi) dan UMKM, terutama bagi perusahaan milik negara yang nantinya berubah status menjadi anak usaha.

Penegasan ini disampaikan karena dua dari tiga BUMN yang direncanakan terlibat holding UMi dan UMKM saat ini masih berstatus BUMN non-perusahaan terbuka. Sementara, satu calon anggota holding yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., merupakan BUMN dengan status perusahaan terbuka.

“Sebagaimana holding BUMN yang telah berjalan, Pemerintah akan mempertahankan kendali tertentu pada BUMN yang menjadi anak perusahaan holding melalui kepemilikan saham Dwiwarna. Hal ini antara lain agar anak perusahaan holding tetap dapat menjalankan fungsi sebagai agent of development,” ujar Isa dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/12). (Baca juga: Bakal Dikubur, Kementerian BUMN Tutup Mulut Soal Nama 14 BUMN)





Rencananya, holding BUMN pembiayaan UMi dan UMKM nanti melibatkan tiga perusahaan negara yakni BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Keterlibatan tiga BUMN ini telah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR akhir November lalu, Erick menyebut sinergi bisnis BRI, PNM, dan Pegadaian dilakukan untuk mengembangkan pembiayaan bagi pelaku usaha UMi. Melalui sinergi yang kuat, biaya pembiayaan bagi UMKM dan UMi diharap semakin terjangkau dan meluas pemberiannya. “Terkait dengan rencana holding BUMN Ultra Mikro saat ini masih dalam tahap pembahasan di lingkungan Pemerintah, termasuk bagaimana status BUMN-BUMN yang akan menjadi anak perusahaan holding tersebut sedang kami dalami,” tutur Isa.

Sebagai catatan, sinyal Pemerintah hendak membentuk holding untuk mengoptimalkan pemberdayaan pengusaha mikro dan kecil, pertama kali diungkap oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Desember 2019. Niatan ini kembali disampaikan Jokowi saat berpidato di acara Google for Indonesia 2020, pertengahan November lalu.

Jokowi mengungkapkan, pemberdayaan UMKM harus dimaksimalkan karena saat ini baru 8 juta usaha mikro, kecil dan menengah yang memanfaatkan teknologi dalam bisnisnya. “Ada 64 juta UMKM, baru 8 juta atau 13% saja yang terintegrasi dengan teknologi digital," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More