Menteri Teten Sebut UU Cipta Kerja Permudah Milenial Bikin Koperasi

Senin, 14 Desember 2020 - 18:40 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduk i mengatakan, tantangan bagi koperasi adalah menjadikan konsep koperasi juga menarik di mata milenial yang nantinya akan jadi pelaku usaha masa depan. Terlebih lagi, koperasi sudah memiliki narasi yang sangat relevan dalam ekonomi kekinian dan masa depan, yaitu melalui aspek inklusivitas dan juga aspek partisipasi. ( Baca juga:Pemerintah Ungkap Tantangan Jagoan Lokal Tembus Pasar Global )

Untuk itu, lanjut Teten, dalam amanat UU Cipta Kerja disebutkan kemudahan pendirian koperasi menjadi salah satu hal yang diprioritaskan. Saat ini, syarat pendirian koperasi primer hanya membutuhkan sembilan orang, sedangkan koperasi sekunder cukup tiga Koperasi Primer. Di sisi lain, RAT sekarang dapat dilakukan baik secara daring maupun luring.

"Kemudahan pendirian ini akan mengakselerasi tumbuhnya jumlah koperasi. Sekaligus menjadi menarik bagi koperasi yang didirikan oleh milenial, khususnya yang memiliki kesamaan hobi atau pun komunitas maupun mereka yang ingin mendirikan perusahaan rintisan/startup," jelas Teten dalam webinar di Jakarta, Senin(14/12/2020).



Dalam kesempatan itu pula, Teten mengungkapkan bahwa tahun ini semua menyaksikan terjadinya perubahan tren pasar yang sangat dinamis. Digital economy dan stay-home economy menjadi diksi-diksi yang mulai lekat dengan keseharian kegiatan usaha di masyarakat.

"Atas dasar itu, kami menghadirkan beberapa program yang bertujuan mengkurasi solusi teknologi digital rintisan putra-putri Indonesia yang memang membantu proses bisnis UMKM dan koperasi," tukas Teten.

Antara lain, Pahlawan Digital dan Gerakan Transformasi Digital Koperasi (IDXCOOP). Program ini diikuti 126 pendaftar dari seluruh Indonesia yang mengerucut menjadi 30 innovator digital hingga dipilih 10 inovasi digital terbaik untuk UMKM yang dihadirkan putra-putri terbaik Indonesia.

Di antara beberapa inovasi yang ikut serta dalam Pahlawan Digital tahun ini mensolusikan aspek pencatatan utang-piutang. "Ini substansial sekali dan memang relevan dalam keseharian proses bisnis UMKM," imbuh Teten.

Dengan pembukuan yang lebih baik, UMKM dapat memfokuskan sumber daya dalam upaya memajukan usaha. Ada asisten virtual dalam format chatbot, sehingga bisnis dapat tetap berjalan 24 jam dengan dukungan kecerdasan artifisal.

Hingga upaya mengagregasi proses bisnis dari hulu, seperti konsolidasi pembelian bahan baku, hingga perluasan akses pasar. "Ini semua memang solusi yang sesungguhnya dibutuhkan UMKM kita," tegasnya. ( Baca juga:Petugas Pengamanan Brutal Lempari Aksi Buruh dengan Batu, Dibalas Pembakaran Alat Berat )

Namun demikian, menurut Teten, ranah eksplorasi untuk berinovasi bagi pelaku usaha masih terbuka sangat lebar. Untuk koperasi misalnya, bentuk inovasi digital yang membantu penyelenggaraan usaha koperasi sangat dinantikan baik berkenaan aspek kepatuhan, pembukuan dan pencatatan simpan-pinjam anggota untuk KSP, credit scoring atau bahkan integrator dari fitur dan fungsi tersebut.

"Salah satu hal yang menurut saya patut diangkat adalah 76% dari inovator digital ini hadir dari luar Jakarta. Ini menunjukkan seluruh belahan Indonesia generasi milenial kita sebetulnya tidak kehabisan ide-ide cerdas dan konsep-konsep inovasi untuk UMKM yang harus kita dukung dan semangati," papar Teten.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More