Jelang Libur Akhir Tahun, Kementan Jamin Stok Pangan Surplus
Kamis, 17 Desember 2020 - 18:28 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi memastikan beberapa stok pangan mengalami surplus. Kondisi ini menjamin ketersediaan dan pasokan pangan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.
"Ketersediaan pangan kita itu cukup sampai dengan akhir tahun 2020," jelas Agung usai menghadiri acara 'Launching Bazaar Online Pasar Mitra Tani dan Marketplace' yang diselenggarakan di Pasar Mitra Tani Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
Meski ditemukan kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti telur, menurut Agung hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, kenaikan harga masih terkendali dan wajar.
Agung menjelaskan, menjelang natal dan tahun baru (Nataru), sering terjadi tren peningkatan harga karena peningkatan permintaan pangan masyarakat terhadap bahan pangan.
( )
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten dalam melakukan monitoring harga dan pasokan komoditas. "Di mana yang kurang. Misalnya Maluku Utara hari ini kekurangan cabai, kita kirim dari sentra cabai ke sana. Itu merupakan bentuk intervensi pemerintah, Kementerian Pertanian," katanya.
Dia menilai pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak terhadap kenaikan harga komoditas pangan, melainkan lebih terhadap distribusi dari komoditas tersebut.
"Ya suka tidak suka pasti PSBB menghambat distribusi pangan apalagi kita ini 17 ribu pulau. Mengantarkan ke 17 ribu pulau itu kan tidak mudah. Artinya harus ada peran dari pemerintah. Intervensi pertanian atas saran Menteri Pertanian sudah dilakukan dan cukup berhasil," ujarnya.
(Lihat juga grafis: Ganti PSBB, Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Pengetatan Terukur )
Berdasarkan angka Prognosa Pangan, ketersediaan pangan mayoritas surplus. Hingga akhir Desember 2020 tercatat sejumlah komoditas diantaranya beras (6,6 juta ton), jagung (1,5 juta ton), bawang merah (82 ribu ton), bawang putih (148 ribu ton), cabai besar (3.000 ton), cabai rawit (10.000 ton), daging sapi/kerbau (132.000 ton), daging ayam ras (276 ribu ton), telur ayam ras (97 ribu ton), gula pasir (1,4 juta ton), dan minyak goreng (7 juta ton).
"Dari pantauan yang kami lakukan, harga pangan jelang Natal dan tahun baru masih stabil, aman dan terkendali. Karena itu yang penting adalah aksesnya untuk masyarakat," pungkas Agung.
"Ketersediaan pangan kita itu cukup sampai dengan akhir tahun 2020," jelas Agung usai menghadiri acara 'Launching Bazaar Online Pasar Mitra Tani dan Marketplace' yang diselenggarakan di Pasar Mitra Tani Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (17/12/2020).
Meski ditemukan kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti telur, menurut Agung hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, kenaikan harga masih terkendali dan wajar.
Agung menjelaskan, menjelang natal dan tahun baru (Nataru), sering terjadi tren peningkatan harga karena peningkatan permintaan pangan masyarakat terhadap bahan pangan.
( )
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten dalam melakukan monitoring harga dan pasokan komoditas. "Di mana yang kurang. Misalnya Maluku Utara hari ini kekurangan cabai, kita kirim dari sentra cabai ke sana. Itu merupakan bentuk intervensi pemerintah, Kementerian Pertanian," katanya.
Dia menilai pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak terhadap kenaikan harga komoditas pangan, melainkan lebih terhadap distribusi dari komoditas tersebut.
"Ya suka tidak suka pasti PSBB menghambat distribusi pangan apalagi kita ini 17 ribu pulau. Mengantarkan ke 17 ribu pulau itu kan tidak mudah. Artinya harus ada peran dari pemerintah. Intervensi pertanian atas saran Menteri Pertanian sudah dilakukan dan cukup berhasil," ujarnya.
(Lihat juga grafis: Ganti PSBB, Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Pengetatan Terukur )
Berdasarkan angka Prognosa Pangan, ketersediaan pangan mayoritas surplus. Hingga akhir Desember 2020 tercatat sejumlah komoditas diantaranya beras (6,6 juta ton), jagung (1,5 juta ton), bawang merah (82 ribu ton), bawang putih (148 ribu ton), cabai besar (3.000 ton), cabai rawit (10.000 ton), daging sapi/kerbau (132.000 ton), daging ayam ras (276 ribu ton), telur ayam ras (97 ribu ton), gula pasir (1,4 juta ton), dan minyak goreng (7 juta ton).
"Dari pantauan yang kami lakukan, harga pangan jelang Natal dan tahun baru masih stabil, aman dan terkendali. Karena itu yang penting adalah aksesnya untuk masyarakat," pungkas Agung.
(ind)
tulis komentar anda