Sektor Properti Tetap Prospektif di Masa Pandemi
Rabu, 13 Mei 2020 - 23:40 WIB
JAKARTA - Properti masih menjadi sektor yang tumbuh di masa pandemi Covid-19 saat ini. Hal itu didasari pada tren kebutuhan perumahan masyarakat yang terus meningkat. Meskipun demikian, pertumbuhan sektor properti akan dibarengi dengan pengetatan persyaratan dari perbankan.
Pengamat properti Lukas Bong menilai, saat ini harga properti sudah terdiskon. Sehingga sangat layak bagi masyarakat untuk mulai membeli properti. "Harga properti lagi murah sekarang. Ini peluang bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian atau ingin ibvestasi," ujar Lukas yang juga Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) di Jakarta, Rabu (13/5/2020).
Dia menambahkan sektor properti akan menjadi sektor menjanjikan dari segi ekonomi saat pandemi Covid-19 hingga berlalu. Lukas menilai, saat ini juga menjadi momentum yang pas bagi kalangan milenial untuk memiliki hunian. Kebiasaan traveling kalangan milenial bisa dialihkan untuk investasi ke properti.
"Sekarang banyak pengembang yang menjual properti di harga dibawah Rp1 miliar. Ini saatnya bagi milenial yang memiliki tabungan atau yang mampu menyicil," paparnya. Apalagi, rumah merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan untuk masa depan.
Menurut Lukas, di kawasan BSD dan Serpong, banyak pengembang yang menawarkan landed house dengan harga dibawah Rp1 miliar. Masyarakat bisa mencari lokasi yang tepat dengan harga yang memadai dengan adanya berbagai program menarik yang ditawarkan oleh pengembang saat pandemik seperti saat ini.
Menurutnya kesempatan emas soal program penawaran menarik dari pengembang menjadi momen yang baik untuk dimanfaatkan. Biasanya pengembang saat ini menawarkan harga lebih murah dibandingkan dengan harga pasar. "Sekarang harga sudah terkoreksi 30%, belum lagi jika ada tambahan diskon," papar Lukas.
Sementara itu, pengamat perbankan Paul Sutaryono menilai, pada masa pandemik seperti ini memang sektor properti masih tergolong sangat baik. Selain itu, investasi properti terbilang paling aman. "Tentu saja properti masih untuk jangka menengah dan panjang," paparnya.
Menurut Paul, sektor properti juga terpapar dampak virus Covid-19. Namun dalam jangka menengah dan jangka panjang sektor ini tetap paling prospektif khususnya hunian tingkat menengah atas yang diperkirakan akan menolong pertumbuhan sektor properti. Ditambah restrukturisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan rencana pemberian subsidi bunga oleh pemerintah diharapkan dapat membantu dalam mendorong KPR.
Dalam membeli properti, nasabah atau masyarakat harus memperhatikan reputasi dan peringkat pengembang. Masyarakat harus mencari pengembang yang mendapat kepercayaan dengan kredibilitas terbaik. Manfaatkan program penawaran pengembang, tetapi juga peringkat pengembang sangat penting.
Pengamat properti Lukas Bong menilai, saat ini harga properti sudah terdiskon. Sehingga sangat layak bagi masyarakat untuk mulai membeli properti. "Harga properti lagi murah sekarang. Ini peluang bagi masyarakat yang ingin memiliki hunian atau ingin ibvestasi," ujar Lukas yang juga Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) di Jakarta, Rabu (13/5/2020).
Dia menambahkan sektor properti akan menjadi sektor menjanjikan dari segi ekonomi saat pandemi Covid-19 hingga berlalu. Lukas menilai, saat ini juga menjadi momentum yang pas bagi kalangan milenial untuk memiliki hunian. Kebiasaan traveling kalangan milenial bisa dialihkan untuk investasi ke properti.
"Sekarang banyak pengembang yang menjual properti di harga dibawah Rp1 miliar. Ini saatnya bagi milenial yang memiliki tabungan atau yang mampu menyicil," paparnya. Apalagi, rumah merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan untuk masa depan.
Menurut Lukas, di kawasan BSD dan Serpong, banyak pengembang yang menawarkan landed house dengan harga dibawah Rp1 miliar. Masyarakat bisa mencari lokasi yang tepat dengan harga yang memadai dengan adanya berbagai program menarik yang ditawarkan oleh pengembang saat pandemik seperti saat ini.
Menurutnya kesempatan emas soal program penawaran menarik dari pengembang menjadi momen yang baik untuk dimanfaatkan. Biasanya pengembang saat ini menawarkan harga lebih murah dibandingkan dengan harga pasar. "Sekarang harga sudah terkoreksi 30%, belum lagi jika ada tambahan diskon," papar Lukas.
Sementara itu, pengamat perbankan Paul Sutaryono menilai, pada masa pandemik seperti ini memang sektor properti masih tergolong sangat baik. Selain itu, investasi properti terbilang paling aman. "Tentu saja properti masih untuk jangka menengah dan panjang," paparnya.
Menurut Paul, sektor properti juga terpapar dampak virus Covid-19. Namun dalam jangka menengah dan jangka panjang sektor ini tetap paling prospektif khususnya hunian tingkat menengah atas yang diperkirakan akan menolong pertumbuhan sektor properti. Ditambah restrukturisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan rencana pemberian subsidi bunga oleh pemerintah diharapkan dapat membantu dalam mendorong KPR.
Dalam membeli properti, nasabah atau masyarakat harus memperhatikan reputasi dan peringkat pengembang. Masyarakat harus mencari pengembang yang mendapat kepercayaan dengan kredibilitas terbaik. Manfaatkan program penawaran pengembang, tetapi juga peringkat pengembang sangat penting.
(bon)
tulis komentar anda