Siap Transformasi, Sarinah Anggarkan Biaya Rp700 Miliar
Kamis, 14 Mei 2020 - 10:35 WIB
JAKARTA - Setelah lebih dari setengah abad berdiri, pusat perbelanjaan Sarinah bersiap untuk berbenah dan melakukan peremajaan. Gedung Sarinah akan mulai direnovasi pada Juni 2020 setelah Lebaran, dan diperkirakan selesai pada Mei 2021 mendatang.
Untuk renovasi dan peremajaan Sarinah, anggaran yang akan dikeluarkan diperkirakan mencapai Rp700 miliar. Upaya yang dilakukan perusahaan yang dinaungi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mengharuskan ratusan tenant berhenti beroperasi dan putus kontrak sewa.
Direktur PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati mengungkapkan bahwa strategi atas renovasi pusat perbelanjaan Sarinah persiapannya sudah dibicarakan sejak tahun lalu.
"Pemugaran ini ditujukan agar bagaimana kita tetap eksis menjadi ekosistem untuk produk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) lokal di Indonesia. Ini juga merupakan bagian dari transformasi secara keseluruhan, mungkin dari sisi lini bisnis ataupun dari bagian lainnya," papar Fetty dalam program Market Review di IDX Channel , Rabu (13/5/2020).
(Baca Juga: Transformasi Gedung Sarinah, Department Store Modern Pertama di Indonesia)
Fetty mengatakan, perusahaan harus berbenah dari segi fisik maupun konsep bisnis dan fokus kepada penambahan dan pengembangan produk dan fitur. "Tetapi tetap fokusnya adalah menjadi living ecosyistem produk UMKM dan brand lokal," jelas Fetty.
Salah satunya yang terdampak oleh transformasi Sarinah ini terjadi pada gerai Mcdonald’s pertama di Indonesia yang resmi tutup pada Minggu (10/5) lalu.
(Baca Juga: Gerai MCD Ditutup, Kemenkop UKM Akui Sarinah Akan Didorong Jadi Pusat UKM)
Renovasi dan pemugaran pusat belanja yang digagas Presiden Soekarno yang beroperasi sejak 1966 tersebut diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bentuk dari transformasi bisnis Sarinah yang akan dikembalikan ke fungsinya semula yakni wadah pelaku industri kreatif dan UMKM di Indonesia.
Untuk renovasi dan peremajaan Sarinah, anggaran yang akan dikeluarkan diperkirakan mencapai Rp700 miliar. Upaya yang dilakukan perusahaan yang dinaungi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mengharuskan ratusan tenant berhenti beroperasi dan putus kontrak sewa.
Direktur PT Sarinah (Persero) Fetty Kwartati mengungkapkan bahwa strategi atas renovasi pusat perbelanjaan Sarinah persiapannya sudah dibicarakan sejak tahun lalu.
"Pemugaran ini ditujukan agar bagaimana kita tetap eksis menjadi ekosistem untuk produk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) lokal di Indonesia. Ini juga merupakan bagian dari transformasi secara keseluruhan, mungkin dari sisi lini bisnis ataupun dari bagian lainnya," papar Fetty dalam program Market Review di IDX Channel , Rabu (13/5/2020).
(Baca Juga: Transformasi Gedung Sarinah, Department Store Modern Pertama di Indonesia)
Fetty mengatakan, perusahaan harus berbenah dari segi fisik maupun konsep bisnis dan fokus kepada penambahan dan pengembangan produk dan fitur. "Tetapi tetap fokusnya adalah menjadi living ecosyistem produk UMKM dan brand lokal," jelas Fetty.
Salah satunya yang terdampak oleh transformasi Sarinah ini terjadi pada gerai Mcdonald’s pertama di Indonesia yang resmi tutup pada Minggu (10/5) lalu.
(Baca Juga: Gerai MCD Ditutup, Kemenkop UKM Akui Sarinah Akan Didorong Jadi Pusat UKM)
Renovasi dan pemugaran pusat belanja yang digagas Presiden Soekarno yang beroperasi sejak 1966 tersebut diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bentuk dari transformasi bisnis Sarinah yang akan dikembalikan ke fungsinya semula yakni wadah pelaku industri kreatif dan UMKM di Indonesia.
(fai)
tulis komentar anda