Diundang Diskusi BRI, Raja Disrupsi Brett King Beri Tips Hadapi Revolusi Digital Perbankan
Sabtu, 26 Desember 2020 - 19:34 WIB
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus berupaya meningkatkan kompetensi pekerja demi mewujudkan misi menjadi rumah bagi talenta terbaik bangsa (home to the best talent).
Sebagai bank yang memiliki lebih dari 9.400 unit kerja di Indonesia, BRI menghadapi tantangan besar untuk bertransformasi agar bisa menghadirkan layanan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa depan.
(Baca Juga: BRI Salurkan Bantuan Usaha Mikro Hingga Rp18,7 Triliun per Desember) Menjawab tantangan tersebut, BRI Corporate University menyelenggarakan edukasi dan diskusi daring yang mengundang para ahli, salah satunya seorang futuris dan penulis terkenal asal Australia, Brett King "the King of Disruptors", yang banyak menerbitkan buku mengenai masa depan perbankan di tengah evolusi teknologi, dan menyoroti permulaan revolusi perbankan yang kini berjalan.
Direktur Human Capital BRI Herdy Harman Rosadi mengungkapkan bahwa diskusi dan edukasi ini juga memberikan wawasan dan motivasi kepada seluruh pekerja BRI mengenai teknologi perbankan terkini sehingga mampu memacu inovasi para pekerja dalam meningkatkan layanan di BRI.
"Di dalam BRI sendiri, saat ini ada lima tantangan yang harus diatasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Kelima tantangan ini adalah finding the right size and competency, talent attraction, talent management, building culture system, dan establishing agile and digital organization. Insan BRILian menghadapi era digitalisasi harus mampu bersaing di level internasional dan bertahan di masa pandemi," tegas Herdy di Jakarta, Sabtu (26/12/2020).
(Baca Juga: Pertama di Indonesia, OJK dan BI Setujui Kolaborasi BRI dan Alipay)
Dalam diskusi tersebut, Brett King membagikan pandangannya mengenai tantangan apa saja yang harus dihadapi dan dijawab pelaku industri perbankan di era revolusi industri 4.0. Secara umum, ia membahas pentingnya aspek pembaruan layanan (future services), penyediaan kanal kolaborasi (omni channels), dan pengalaman matang di dunia perbankan (banking experiences) untuk membuat transformasi perbankan berjalan lancar.
Ia juga menekankan pentingnya sebuah bank memberikan dukungan digital kepada masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhannya di tengah arus digitalisasi, termasuk transformasi layanan dari luring menjadi daring.
Sebagai bank yang memiliki lebih dari 9.400 unit kerja di Indonesia, BRI menghadapi tantangan besar untuk bertransformasi agar bisa menghadirkan layanan berbasis digital yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa depan.
(Baca Juga: BRI Salurkan Bantuan Usaha Mikro Hingga Rp18,7 Triliun per Desember) Menjawab tantangan tersebut, BRI Corporate University menyelenggarakan edukasi dan diskusi daring yang mengundang para ahli, salah satunya seorang futuris dan penulis terkenal asal Australia, Brett King "the King of Disruptors", yang banyak menerbitkan buku mengenai masa depan perbankan di tengah evolusi teknologi, dan menyoroti permulaan revolusi perbankan yang kini berjalan.
Direktur Human Capital BRI Herdy Harman Rosadi mengungkapkan bahwa diskusi dan edukasi ini juga memberikan wawasan dan motivasi kepada seluruh pekerja BRI mengenai teknologi perbankan terkini sehingga mampu memacu inovasi para pekerja dalam meningkatkan layanan di BRI.
"Di dalam BRI sendiri, saat ini ada lima tantangan yang harus diatasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Kelima tantangan ini adalah finding the right size and competency, talent attraction, talent management, building culture system, dan establishing agile and digital organization. Insan BRILian menghadapi era digitalisasi harus mampu bersaing di level internasional dan bertahan di masa pandemi," tegas Herdy di Jakarta, Sabtu (26/12/2020).
(Baca Juga: Pertama di Indonesia, OJK dan BI Setujui Kolaborasi BRI dan Alipay)
Dalam diskusi tersebut, Brett King membagikan pandangannya mengenai tantangan apa saja yang harus dihadapi dan dijawab pelaku industri perbankan di era revolusi industri 4.0. Secara umum, ia membahas pentingnya aspek pembaruan layanan (future services), penyediaan kanal kolaborasi (omni channels), dan pengalaman matang di dunia perbankan (banking experiences) untuk membuat transformasi perbankan berjalan lancar.
Ia juga menekankan pentingnya sebuah bank memberikan dukungan digital kepada masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhannya di tengah arus digitalisasi, termasuk transformasi layanan dari luring menjadi daring.
(fai)
tulis komentar anda