Infrastruktur Vaksinasi Covid-19 Sudah Tersedia Hingga Level Puskesmas
Kamis, 31 Desember 2020 - 17:17 WIB
JAKARTA - Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) mencatat, infrastruktur kesehatan untuk proses vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat sudah tersedia. Bahkan ketersediaan peralatan pendukung vaksinasi itu sudah merambah tingkat Puskesmas.
Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto menuturkan, infrastruktur kesehatan tersebut berupa ruang pendingin atau cool room yang digunakan untuk mengamankan vaksin dengan suhu di antara 2-8 derajat celcius, alarm, hingga alat pemberitahuan (report), dan protokol lainnya.
"Simpan (vaksin Covid-19) di Puskesmas, di Provinsi, Kabupaten/Kota mereka sudah punya sistemnya. Di Puskesmas kalau nanti Anda lihat, dia sudah punya cool room-nya alarm-nya, mereka sudah punya protokol lainnya," ujar Bambang saat dihubungi, Kamis (31/12/2020).
( )
Dia menegaskan, vaksinasi bukan hal baru bagi Bio Farma dan Kementerian Kesehatan. Di Indonesia, proses mikroorganisme tersebut sudah dilakukan selama puluhan tahun lalu saat pemerintah dan masyarakat dihadapkan dengan infeksi berbagai jenis virus. Dengan begitu, pemerintah dinilai siap melakukan vaksinasi Covid-19.
Bahkan, dia menyebut, setiap tahunnya pemerintah memiliki program vaksinasi. Proses itu menjadi pengalaman berarti bagi Bio Farma dan instansi kesehatan lainnya untuk melaksanakan distribusi dan penyuntikan vaksin Sinovac kepada masyarakat nantinya.
"Karena vaksinasi buat Indonesia sudah puluhan bahkan ratusan tahun. Bukan kali ini aja kita datangkan vaksin, Indonesia sudah punya program rutin, setiap tahun ada, vaksin Polio, vaksin sampah, kementerian kesehatan sudah punya infrastruktur itu, jadi jangan membayangkan ini sesuatu hal yang baru," ujar dia.
( )
Sementara terkait dengan hasil uji mutu 1,2 juta vaksin, Bambang mengatakan, Bio Farma segera menerima Emergency Use Authorization (EUA) yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam waktu dekat ini. "Sambil uji mutu, satu dua minggu, tidak lama lha, keluar EUA-nya," katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin optimistis persetujuan penggunaan vaksin Sinovac akan diterbitkan dalam satu atau dua minggu ke depan.
"Saya merasa tahap pertama penyediaan dan persetujuan vaksin Insha Allah bisa diselesaikan dalam waktu seminggu, dua minggu lagi sehingga kita di Kemenkes bisa masuk ke tahap kedua memikirkan distribusi ke pelosok Indonesia dalam waktu singkat," kata Budi.
Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto menuturkan, infrastruktur kesehatan tersebut berupa ruang pendingin atau cool room yang digunakan untuk mengamankan vaksin dengan suhu di antara 2-8 derajat celcius, alarm, hingga alat pemberitahuan (report), dan protokol lainnya.
"Simpan (vaksin Covid-19) di Puskesmas, di Provinsi, Kabupaten/Kota mereka sudah punya sistemnya. Di Puskesmas kalau nanti Anda lihat, dia sudah punya cool room-nya alarm-nya, mereka sudah punya protokol lainnya," ujar Bambang saat dihubungi, Kamis (31/12/2020).
( )
Dia menegaskan, vaksinasi bukan hal baru bagi Bio Farma dan Kementerian Kesehatan. Di Indonesia, proses mikroorganisme tersebut sudah dilakukan selama puluhan tahun lalu saat pemerintah dan masyarakat dihadapkan dengan infeksi berbagai jenis virus. Dengan begitu, pemerintah dinilai siap melakukan vaksinasi Covid-19.
Bahkan, dia menyebut, setiap tahunnya pemerintah memiliki program vaksinasi. Proses itu menjadi pengalaman berarti bagi Bio Farma dan instansi kesehatan lainnya untuk melaksanakan distribusi dan penyuntikan vaksin Sinovac kepada masyarakat nantinya.
"Karena vaksinasi buat Indonesia sudah puluhan bahkan ratusan tahun. Bukan kali ini aja kita datangkan vaksin, Indonesia sudah punya program rutin, setiap tahun ada, vaksin Polio, vaksin sampah, kementerian kesehatan sudah punya infrastruktur itu, jadi jangan membayangkan ini sesuatu hal yang baru," ujar dia.
( )
Sementara terkait dengan hasil uji mutu 1,2 juta vaksin, Bambang mengatakan, Bio Farma segera menerima Emergency Use Authorization (EUA) yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam waktu dekat ini. "Sambil uji mutu, satu dua minggu, tidak lama lha, keluar EUA-nya," katanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin optimistis persetujuan penggunaan vaksin Sinovac akan diterbitkan dalam satu atau dua minggu ke depan.
"Saya merasa tahap pertama penyediaan dan persetujuan vaksin Insha Allah bisa diselesaikan dalam waktu seminggu, dua minggu lagi sehingga kita di Kemenkes bisa masuk ke tahap kedua memikirkan distribusi ke pelosok Indonesia dalam waktu singkat," kata Budi.
(ind)
tulis komentar anda