DCI Indonesia Resmi Melantai di Bursa, Kode Emitennya DCII
Rabu, 06 Januari 2021 - 08:55 WIB
JAKARTA - PT DCI Indonesia Tbk hari ini resmi melakukan penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Emiten dengan kode DCII ini bergerak di bidang pusat data (data center).
DCII melepas sejumlah 357.561.900 saham baru atau setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420,- per saham. DCI Indonesia menunjuk PT Buana Capital Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
(Baca Juga: Pengguna Internet Melesat, DCI Indonesia Tambah Kapasitas Data Center )
CEO DCI Indonesia, Toto Sugiri mengatakan, langkah pihaknya melantai di bursa merupakan bagian dari strategi Perseroan. Kinerja perusahaan sampai Desember 2020 mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Toto merasa optimis dengan prospek bisnis data center yang digeluti Perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sedang melesat.
"Ditambah teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia akhir-akhir ini," ujar Toto dalam keterangan tertulis, Rabu (6/1/2021).
Toto menambahkan, pasar data center diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MegaWatt (MW) sampai akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3% selama lima tahun ke depan. Bahkan hingga hari ini, pihaknya terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia.
Di kuartal pertama 2021, Perseroan akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 MW untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.
"Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” kata dia.
(Baca Juga: Kebutuhan Meroket, DCI Indonesia Operasikan Gedung Data Center Ketiga )
Sementara itu, President Director PT Buana Capital Sekuritas, Benny Setiabrata memaparkan, perseroan telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 29 Desember 2020. Selama penawaran umum tanggal 30 Desember 2020, saham Perseroan mendapatkan respon yang sangat positif dari investor.
"Selanjutnya, dari IPO ini, Perseroan menerima dana lebih dari Rp 150 miliar, yang akan digunakan 80% untuk belanja modal dan sisanya untuk modal kerja Perseroan," ucap Benny.
Perseroan merupakan data center Tier IV pertama di Asia Tenggara, yang didirikan pada tahun 2011 dan beroperasi sejak tahun 2013 ini, mampu memberikan layanan data center yang handal, aman dan terpercaya dengan menjaga uptime availability 100%.
DCII melepas sejumlah 357.561.900 saham baru atau setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420,- per saham. DCI Indonesia menunjuk PT Buana Capital Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
(Baca Juga: Pengguna Internet Melesat, DCI Indonesia Tambah Kapasitas Data Center )
CEO DCI Indonesia, Toto Sugiri mengatakan, langkah pihaknya melantai di bursa merupakan bagian dari strategi Perseroan. Kinerja perusahaan sampai Desember 2020 mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Toto merasa optimis dengan prospek bisnis data center yang digeluti Perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sedang melesat.
"Ditambah teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia akhir-akhir ini," ujar Toto dalam keterangan tertulis, Rabu (6/1/2021).
Toto menambahkan, pasar data center diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MegaWatt (MW) sampai akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3% selama lima tahun ke depan. Bahkan hingga hari ini, pihaknya terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia.
Di kuartal pertama 2021, Perseroan akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 MW untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.
"Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” kata dia.
(Baca Juga: Kebutuhan Meroket, DCI Indonesia Operasikan Gedung Data Center Ketiga )
Sementara itu, President Director PT Buana Capital Sekuritas, Benny Setiabrata memaparkan, perseroan telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 29 Desember 2020. Selama penawaran umum tanggal 30 Desember 2020, saham Perseroan mendapatkan respon yang sangat positif dari investor.
"Selanjutnya, dari IPO ini, Perseroan menerima dana lebih dari Rp 150 miliar, yang akan digunakan 80% untuk belanja modal dan sisanya untuk modal kerja Perseroan," ucap Benny.
Perseroan merupakan data center Tier IV pertama di Asia Tenggara, yang didirikan pada tahun 2011 dan beroperasi sejak tahun 2013 ini, mampu memberikan layanan data center yang handal, aman dan terpercaya dengan menjaga uptime availability 100%.
(akr)
tulis komentar anda