BI: Penyaluran Kredit Bakal Bergairah di Awal Januari 2021
Selasa, 19 Januari 2021 - 01:01 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai dari sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru diperkirakan akan mulai meningkat pada awal 2021. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan hal tersebut terindikasi dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang memerkiraan penyaluran kredit baru Januari 2021 sebesar 53,1% yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBT perkiraan penyaluran kredit baru Desember 2020 sebesar 42,8%.
"Berdasarkan kelompok bank peningkatan diperkirakan terjadi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum, sementara berdasarkan jenis penggunaan peningkatan tertinggi terjadi pada KMK dan KPR," kata Erwin di Jakarta, Senin (18/1/2021).
( )
Kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada kuartal I/2021, terutama untuk mendukung aktivitas operasional. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi pada 3 bulan mendatang sebesar 17,1%.
"Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, dan Perdagangan. Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan kredit bank, namun sebagian lainnya akan dipenuhi dari Dana Sendiri (Laba Ditahan)," katanya.
( )
Penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh Rumah Tangga pada 3 dan 6 bulan yang akan datang diindikasikan masih terbatas. Kebutuhan pembiayaan oleh Rumah Tangga yang masih terbatas tersebut terutama akan diajukan kepada Bank Umum, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa Kredit Multi Guna (KMG).
"Berdasarkan kelompok bank peningkatan diperkirakan terjadi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum, sementara berdasarkan jenis penggunaan peningkatan tertinggi terjadi pada KMK dan KPR," kata Erwin di Jakarta, Senin (18/1/2021).
( )
Kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada kuartal I/2021, terutama untuk mendukung aktivitas operasional. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi pada 3 bulan mendatang sebesar 17,1%.
"Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, dan Perdagangan. Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan kredit bank, namun sebagian lainnya akan dipenuhi dari Dana Sendiri (Laba Ditahan)," katanya.
( )
Penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh Rumah Tangga pada 3 dan 6 bulan yang akan datang diindikasikan masih terbatas. Kebutuhan pembiayaan oleh Rumah Tangga yang masih terbatas tersebut terutama akan diajukan kepada Bank Umum, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa Kredit Multi Guna (KMG).
(ind)
tulis komentar anda