LPEI Optimis Kinerja Makin Baik di 2021
Selasa, 19 Januari 2021 - 11:09 WIB
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendorong semua pihak, terutama kalangan pengusaha, untuk terus optimis dalam melihat perkembangan ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan sejumlah langkah perbaikan ekonomi yang sedang dilakukan pemerintah, melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), sehingga diyakini sejumlah sektor mulai pulih.
Selama tahun 2020, beberapa komoditas menunjukan pemulihan lebih cepat sehingga memiliki kinerja ekspor yang baik antara lain minyak kelapa sawit, furniture, nikel, besi, baja, emas, dan sektor perikanan.
Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto menyampaikan, pada tahun ini, beberapa komoditas juga diyakini akan pulih, antara lain produk-produk manufaktur seperti produk tekstil, karet dan turunannya, kertas, dan kendaraan atau otomotif."LPEI di tahun ini akan fokus penyaluran pembiayaan dan dukungan terhadap sektor-sektor yang akan mengalami perbaikan serta memiliki dampak dalam pemulihan ekonomi nasional," ucap Agus Windiarto, dalam Siaran Pers, Selasa (19/1/2021).
Temuan LPEI juga sejalan dengan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, dimana hingga akhir November atau di kuartal III 2020, meski masih kontraksi, namun ekonomi Indonesia mengalami pemulihan, ini terlihat perbaikan pada berbagai indikator. Di antaranya, sebagian besar lapangan usaha yang mulai menunjukkan pertumbuhan.
Salah satu lapangan usaha yang menunjukkan perbaikan adalah sektor industri. Beberapa sektor lain bahkan masih mencatatkan pertumbuhan positif. Misalnya saja pertanian dan informasi dan komunikasi yang masing-masing tumbuh 2,15 persen dan 10,61 persen. Jasa kesehatan bahkan tumbuh 15,33 persen, naik signifikan dibandingkan kuartal kedua 3,71 persen.Harga komoditas pangan di kuartal ketiga seperti minyak kelapa sawit dan kedelai mengalami peningkatan. Tren serupa terjadi pada komoditas hasil tambang di pasar internasional.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik di kuartal ketiga, juga perbaikan harga komoditas, juga dipengaruhi berbagai peristiwa. Di antaranya, perekonomian di berbagai negara yang juga menunjukkan pemulihan dibandingkan kuartal sebelumnya. Dengan data-data tersebut, LPEI mengajak para pengusaha untuk optimis, apalagi pemerintah sudah menyampaikan bahwa tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi seiring dengan dilakukannya kebijakan vaksinasi dan terus dikeluarkannya stimulus di berbagai sektor industri melalui skema PEN.
"Sejalan dengan indikator positif itu, LPEI akan terus memberikan pendampingan kepada pengusaha dan sektor UKM, agar semakin banyak lahir eksportir baru. Sehingga dalam jangka panjang akan turut mendorong kinerja ekonomi dalam negeri," ucap Agus.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam hal peningkatan ekspor, LPEI telah mampu melahirkan 60 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor. Agus menyampaikan, per Desember 2020 (unaudited) LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp90,4 triliun LPEI juga telah mampu menyalurkan penjaminan senilai Rp9,9 triliun dan asuransi senilai Rp8,1 triliun.
Selama tahun 2020, beberapa komoditas menunjukan pemulihan lebih cepat sehingga memiliki kinerja ekspor yang baik antara lain minyak kelapa sawit, furniture, nikel, besi, baja, emas, dan sektor perikanan.
Corporate Secretary LPEI Agus Windiarto menyampaikan, pada tahun ini, beberapa komoditas juga diyakini akan pulih, antara lain produk-produk manufaktur seperti produk tekstil, karet dan turunannya, kertas, dan kendaraan atau otomotif."LPEI di tahun ini akan fokus penyaluran pembiayaan dan dukungan terhadap sektor-sektor yang akan mengalami perbaikan serta memiliki dampak dalam pemulihan ekonomi nasional," ucap Agus Windiarto, dalam Siaran Pers, Selasa (19/1/2021).
Temuan LPEI juga sejalan dengan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, dimana hingga akhir November atau di kuartal III 2020, meski masih kontraksi, namun ekonomi Indonesia mengalami pemulihan, ini terlihat perbaikan pada berbagai indikator. Di antaranya, sebagian besar lapangan usaha yang mulai menunjukkan pertumbuhan.
Salah satu lapangan usaha yang menunjukkan perbaikan adalah sektor industri. Beberapa sektor lain bahkan masih mencatatkan pertumbuhan positif. Misalnya saja pertanian dan informasi dan komunikasi yang masing-masing tumbuh 2,15 persen dan 10,61 persen. Jasa kesehatan bahkan tumbuh 15,33 persen, naik signifikan dibandingkan kuartal kedua 3,71 persen.Harga komoditas pangan di kuartal ketiga seperti minyak kelapa sawit dan kedelai mengalami peningkatan. Tren serupa terjadi pada komoditas hasil tambang di pasar internasional.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik di kuartal ketiga, juga perbaikan harga komoditas, juga dipengaruhi berbagai peristiwa. Di antaranya, perekonomian di berbagai negara yang juga menunjukkan pemulihan dibandingkan kuartal sebelumnya. Dengan data-data tersebut, LPEI mengajak para pengusaha untuk optimis, apalagi pemerintah sudah menyampaikan bahwa tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi seiring dengan dilakukannya kebijakan vaksinasi dan terus dikeluarkannya stimulus di berbagai sektor industri melalui skema PEN.
"Sejalan dengan indikator positif itu, LPEI akan terus memberikan pendampingan kepada pengusaha dan sektor UKM, agar semakin banyak lahir eksportir baru. Sehingga dalam jangka panjang akan turut mendorong kinerja ekonomi dalam negeri," ucap Agus.
Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI dalam hal peningkatan ekspor, LPEI telah mampu melahirkan 60 eksportir baru dan 2.200 UKM binaan yang siap untuk melakukan ekspor. Agus menyampaikan, per Desember 2020 (unaudited) LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor senilai Rp90,4 triliun LPEI juga telah mampu menyalurkan penjaminan senilai Rp9,9 triliun dan asuransi senilai Rp8,1 triliun.
tulis komentar anda