Optimistis dengan UMKM, Bank Mandiri Berikan Pinjaman Tanpa Ribet
Minggu, 24 Januari 2021 - 23:00 WIB
JAKARTA - Bank Mandiri masih optimistis dengan kekuatan sektor UMKM Tanah Air di tengah pandemi Covid19. Secara populasi jumlahnya sangat besar, mencapai 64 juta pelaku.
Dengan skalanya yang kecil, UMKM diyakini akan lebih cepat pulih dibandingkan kelompok usaha lainnya. Apalagi, pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah memberi banyak dukungan kepada UMKM selama pandemi. ( Baca juga:PIM Pakai Logo Identik, Bank Mandiri: Tidak Terafiliasi )
Karena itu Bank Mandiri terus memberi dukungan kepada bisnis segmen UMKM saat ini. Untuk memudahkan layanan bagi UMKM, perseroan setidaknya melakukan tiga inisiatif, yakni mengembangkan channel distribusi pengembangan produk berbasis transaksi, dan digitalisasi proses.
"Semua ini untuk memberi kemudahan bagi UMKM. Sekarang kami manfaatkan semua sumber daya. Mulai dari infrastruktur yang ada seperti jaringan kantor dan agen banking. Bahkan juga menggandeng fintech, e-commerce, dan komunitas,” kata Josephus K. Triprakoso, SEVP Micro and Consumer Finance Bank Mandiri, dalam webinar oleh Infobank hari ini (24/1/2021) di Jakarta.
Dia menjelaskan secara khusus Bank Mandiri membangun sistem pengembangan warung yang berbasis customer centric. Melalui sistem ini, pihak bank bisa mengetahui kebutuhan pelaku UMKM jenis usaha warung dan bisnis prosesnya.
“Dari situ kita kembangkan analitiknya. Sehingga ketika mereka butuh pembiayaan langsung bisa dikasih. Karena polanya sudah bisa kita lihat,” ucapnya.
Lebih dari itu, Bank Mandiri juga mengembangkan platform Mandiri Pintar atau Mandiri Pinjaman Tanpa Ribet, yang diinisiasi tahun lalu. Mandiri Pintar ini adalah tools untuk memproses pengajuan kredit mikro produktif melalui smartphone yang digunakan oleh lini bisnis pemasaran perseroan.
“Dengan tools ini, kita bisa proses pengajuan kredit mikro lebih cepat, kalau nasabah setuju bisa langsung selesai di tempat. Nasabah tak perlu datang ke cabang kita,” tegasnya. ( Baca juga:Aparat Belanda Dilaporkan Tangkap Raja Narkoba Asia )
Josephus mengakui dalam kondisi pandemi ini, khusus untuk UMKM, menjadi satu sektor yang paling terpukul keras. Namun di sana juga ada potensi recovery yang singkat. "Kalau dilihat memang sektor UMKM termasuk yang paling terpukul, tapi juga termasuk yang paling cepat pulih,” katanya.
Dengan skalanya yang kecil, UMKM diyakini akan lebih cepat pulih dibandingkan kelompok usaha lainnya. Apalagi, pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah memberi banyak dukungan kepada UMKM selama pandemi. ( Baca juga:PIM Pakai Logo Identik, Bank Mandiri: Tidak Terafiliasi )
Karena itu Bank Mandiri terus memberi dukungan kepada bisnis segmen UMKM saat ini. Untuk memudahkan layanan bagi UMKM, perseroan setidaknya melakukan tiga inisiatif, yakni mengembangkan channel distribusi pengembangan produk berbasis transaksi, dan digitalisasi proses.
"Semua ini untuk memberi kemudahan bagi UMKM. Sekarang kami manfaatkan semua sumber daya. Mulai dari infrastruktur yang ada seperti jaringan kantor dan agen banking. Bahkan juga menggandeng fintech, e-commerce, dan komunitas,” kata Josephus K. Triprakoso, SEVP Micro and Consumer Finance Bank Mandiri, dalam webinar oleh Infobank hari ini (24/1/2021) di Jakarta.
Dia menjelaskan secara khusus Bank Mandiri membangun sistem pengembangan warung yang berbasis customer centric. Melalui sistem ini, pihak bank bisa mengetahui kebutuhan pelaku UMKM jenis usaha warung dan bisnis prosesnya.
“Dari situ kita kembangkan analitiknya. Sehingga ketika mereka butuh pembiayaan langsung bisa dikasih. Karena polanya sudah bisa kita lihat,” ucapnya.
Lebih dari itu, Bank Mandiri juga mengembangkan platform Mandiri Pintar atau Mandiri Pinjaman Tanpa Ribet, yang diinisiasi tahun lalu. Mandiri Pintar ini adalah tools untuk memproses pengajuan kredit mikro produktif melalui smartphone yang digunakan oleh lini bisnis pemasaran perseroan.
“Dengan tools ini, kita bisa proses pengajuan kredit mikro lebih cepat, kalau nasabah setuju bisa langsung selesai di tempat. Nasabah tak perlu datang ke cabang kita,” tegasnya. ( Baca juga:Aparat Belanda Dilaporkan Tangkap Raja Narkoba Asia )
Josephus mengakui dalam kondisi pandemi ini, khusus untuk UMKM, menjadi satu sektor yang paling terpukul keras. Namun di sana juga ada potensi recovery yang singkat. "Kalau dilihat memang sektor UMKM termasuk yang paling terpukul, tapi juga termasuk yang paling cepat pulih,” katanya.
(uka)
tulis komentar anda