Perbaiki Citra Industri Penerbangan RI, Kemenhub Didesak Audit dan Evaluasi

Selasa, 26 Januari 2021 - 11:03 WIB
Usai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada 9 Januari 2021 lalu, Komisi V DPR meminta agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan evaluasi dan audit terhadap industri penerbangan nasional. Foto/Dok
JAKARTA - Usai jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada 9 Januari 2021 lalu, Komisi V DPR meminta agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan evaluasi dan audit terhadap industri penerbangan nasional. Dalam rapat kerja bersama Kemenhub, anggota Komisi V DPR Sumail Abdullah menyarankan, agar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi segera melakukan evaluasi dan audit atas kecelakaan yang menewaskan 62 orang itu.




Kecelakaan maskapai penerbangan di Tanah Air, kata dia, hampir terjadi setiap tahunnya. “Kita berharap tentunya tidak ada lagi kecelakaan dan musibah lain lagi. Sejak 2004, saya ikuti hampir setiap tahun ada kecelakaan pesawat,” ujar Sumail dikutip pada Selasa (26/1/2021).



Karena itu, dia menyarankan agar Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara segera mengambil tindakan evaluasi untuk menilai kinerja industri penerbangan. Langkah itu sekaligus memperbaiki citra industri aviasi Indonesia di mata dunia.

Komisi V sendiri akan menjadwalkan pertemuan khusus dengan Menteri Perhubungan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG), Sriwijaya Air serta AirNav Indonesia.

Ketua Komisi V DPR Lasarus mengatakan, pemanggilan kepada pihak-pihak terkait ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai musibah kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. "Kita panggil Menhub, AirNav, Basarnas, BMKG, KNKT dan Maskapai," ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin kemarin.




Rencananya pertemuan dilaksanakan pada 3 Februari 2021 mendatang. Pertemuan sendiri sembari menunggu ditemukannya kotak hitam (black box) berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Namun, sekalipun CVR belum ditemukan, pertemuan tetap dilakukan. "Ada kaitan dengan belum ditemukannya CVR. Kalau belum ketemu (CVR) juga tetap kita panggil rabu depan," kata dia.

Lasarus mengaku, belum menerima data hasil investigasi sementara pada kotak hitam berisi flight data recorder (FDR). Rencananya, pemanggilan pada beberapa pihak terkait juga akan meminta keterangan dari hasil investigasi sementara dari insiden tersebut.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More