Pengusaha Hotel Paparkan Tantangan 5 Destinasi Super Prioritas
Kamis, 28 Januari 2021 - 21:24 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebut ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam mengembangan lima destinasi super-prioritas (DSP) . Menurut dia, masing-masing destinasi wisata tersebut memiliki tantangan yang berbeda-beda. Seperti di Danau Toba, koordinasi dengan kabupaten sekitar harus dilakukan oleh pemerintah. ( Baca juga:Wow! 500 Ribu Pekerja Terampil Disiapkan untuk 5 Destinasi Super Prioritas )
"Jadi ini menjadi masalah karena kabupaten sekitar ini pasti punya pandangan masing-masing. Ini memang perlu di satukan pandangannya. Kemudian dukungan tokoh masyarakat dan masyarakatnya sendiri, sebab apabila berdasarkan dari informasi teman-teman yang ke sana untuk melakukan investasi itu juga mendapatkan cukup banyak pro dan kontra," ujar dia dalam webinar, Kamis (28/1/2021).
Kemudian, kata Hariyadi, event dan atraksi dari DSP juga perlu dilakukan peningkatan kualitasnya. Misalnya penyediaan kapal wisata yang dirasakan kurang.
"Dan beroperasinya hotel dan restoran juga harus disiapkan dengan standar pelayanan yang baik dan mampu meningkatkan kesadaran untuk menjaga higienitas," ungkap dia.
Sementara itu, lanjut dia, masalah berbeda dialami oleh destinasi di Borobudur. Di sana, tantangannya lebih kepada kapasitas yang terbatas. Hal ini dikarenakan,destinasi ini memang warisan dunia sehingga harus dijaga kapasitasnya.
"Konon hanya boleh 128 orang per hari dan pada 2019 itu Borobudur hanya dikunjungi 4,6 juta orang. Maka itu bisa dibayangkan Borobudur ini juga perlu dikembangkan wilayah sekitarnya," jelasnya.
Lalu, untuk Labuan Bajo, kapasitas taman nasional di sana mempunyai daya tampung yang terbatas. Hal ini akan berpengaruh ke depannya. Taman nasional harus dipertimbangkan untuk pasar high end.( Baca juga:Banjir Probolinggo, Puluhan Rumah Tergenang, Jalur Pantura Macet )
Dia juga menambahkan, untuk Mandalika permasalahannya terletak pada dukungan dari masyarakat sekitar dan masih kurangnya event maupun atraksi dan destinasi wisata di Mandalika.
"Terakhir, Likupang menjadi tempat yang paling banyak memiliki tantangan. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya infrastruktur, konektivitas dan juga keterbatasan destinasi wisata," tandas dia.
"Jadi ini menjadi masalah karena kabupaten sekitar ini pasti punya pandangan masing-masing. Ini memang perlu di satukan pandangannya. Kemudian dukungan tokoh masyarakat dan masyarakatnya sendiri, sebab apabila berdasarkan dari informasi teman-teman yang ke sana untuk melakukan investasi itu juga mendapatkan cukup banyak pro dan kontra," ujar dia dalam webinar, Kamis (28/1/2021).
Kemudian, kata Hariyadi, event dan atraksi dari DSP juga perlu dilakukan peningkatan kualitasnya. Misalnya penyediaan kapal wisata yang dirasakan kurang.
"Dan beroperasinya hotel dan restoran juga harus disiapkan dengan standar pelayanan yang baik dan mampu meningkatkan kesadaran untuk menjaga higienitas," ungkap dia.
Sementara itu, lanjut dia, masalah berbeda dialami oleh destinasi di Borobudur. Di sana, tantangannya lebih kepada kapasitas yang terbatas. Hal ini dikarenakan,destinasi ini memang warisan dunia sehingga harus dijaga kapasitasnya.
"Konon hanya boleh 128 orang per hari dan pada 2019 itu Borobudur hanya dikunjungi 4,6 juta orang. Maka itu bisa dibayangkan Borobudur ini juga perlu dikembangkan wilayah sekitarnya," jelasnya.
Lalu, untuk Labuan Bajo, kapasitas taman nasional di sana mempunyai daya tampung yang terbatas. Hal ini akan berpengaruh ke depannya. Taman nasional harus dipertimbangkan untuk pasar high end.( Baca juga:Banjir Probolinggo, Puluhan Rumah Tergenang, Jalur Pantura Macet )
Dia juga menambahkan, untuk Mandalika permasalahannya terletak pada dukungan dari masyarakat sekitar dan masih kurangnya event maupun atraksi dan destinasi wisata di Mandalika.
"Terakhir, Likupang menjadi tempat yang paling banyak memiliki tantangan. Hal ini dikarenakan masih terbatasnya infrastruktur, konektivitas dan juga keterbatasan destinasi wisata," tandas dia.
(uka)
tulis komentar anda