Mendag Lutfi Tak Ingin Ekonomi Indonesia Mengidap Darah Rendah
Jum'at, 29 Januari 2021 - 16:19 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, salah satu prioritas Kementerian Perdagangan pada 2021 adalah meningkatkan konsumsi di dalam negeri. Konsumsi sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab konsumsi turun karena tertekannya daya beli sehingga impor juga menurun. Seperti diketahui, 72,9% impor Indonesia adalah bahan baku dan barang penolong. ( Baca juga:Asosiasi Industri Besi dan Baja Minta Safeguard Diterapkan )
"Artinya jika bahan baku dan bahan penolongnya turun, industrialisasi di dalam negeri turun. Kalo industri turun, jangan-jangan karena konsumsi turun atau menyebabkan konsumsi turun dan ini sejajar dengan keadaan perbankan. Ketika terjadi kontraksi di penyaluran kredit, ini artinya konsumsi kita tidak jalan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (29/1/2021).
Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya memperbaiki struktur produksi dan konsumsi dalam negeri. Hal ini penting dilakukan karena produksi dan konsumsi merupakan komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi.
"ini yang saya jump start, karena konsumsi di dalam rumus GDP kita menguasai 54% dari pertumbuhan ekonomi kita, " jelasnya. ( Baca juga:Istri Kim Jong-un 'Menghilang' Setahun Lebih, Analis Bertanya-tanya )
Ia memprediksi bahwa ke depan akan terjadi pertumbuhan, baik ekspor maupun impor sehingga berdampak pada sektor keuangan. "Nah kalo ini terjadi maka GDP kita akan tumbuh. Kalau konsumsi lemah, ekonomi kita seperti darah rendah. Saya gak mau, karena darah rendah kebanyakan lemasnya. Untuk itu saya ingin men-jump start sektor konsumsi," tandasnya.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab konsumsi turun karena tertekannya daya beli sehingga impor juga menurun. Seperti diketahui, 72,9% impor Indonesia adalah bahan baku dan barang penolong. ( Baca juga:Asosiasi Industri Besi dan Baja Minta Safeguard Diterapkan )
"Artinya jika bahan baku dan bahan penolongnya turun, industrialisasi di dalam negeri turun. Kalo industri turun, jangan-jangan karena konsumsi turun atau menyebabkan konsumsi turun dan ini sejajar dengan keadaan perbankan. Ketika terjadi kontraksi di penyaluran kredit, ini artinya konsumsi kita tidak jalan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (29/1/2021).
Untuk itu, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya memperbaiki struktur produksi dan konsumsi dalam negeri. Hal ini penting dilakukan karena produksi dan konsumsi merupakan komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi.
"ini yang saya jump start, karena konsumsi di dalam rumus GDP kita menguasai 54% dari pertumbuhan ekonomi kita, " jelasnya. ( Baca juga:Istri Kim Jong-un 'Menghilang' Setahun Lebih, Analis Bertanya-tanya )
Ia memprediksi bahwa ke depan akan terjadi pertumbuhan, baik ekspor maupun impor sehingga berdampak pada sektor keuangan. "Nah kalo ini terjadi maka GDP kita akan tumbuh. Kalau konsumsi lemah, ekonomi kita seperti darah rendah. Saya gak mau, karena darah rendah kebanyakan lemasnya. Untuk itu saya ingin men-jump start sektor konsumsi," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda