Investor yang ke Indonesia Tidak Sembarangan, Luhut: Kelas Satu, Bukan Abal-abal
Rabu, 03 Februari 2021 - 21:26 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, investor yang datang ke Indonesia tidak sembarangan. Pasalnya ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi, di antaranya memberikan keuntungan kepada Indonesia dan juga memerhatikan kelangsungan hidup masyarakat sekitar.
"Jadi investor yang datang ke Indonesia tidak sembarangan. Seperti investor memberikan teknologi kelas satu bukan teknologi abal-abal karena pakai lingkungan. Dan ini tanggung jawab kepada anak cucu kita jangan sampai salah buat teknologi akhirnya lingkungan rusak korban pertama anak cucu kita," ujar dia acara Spesial Dialogue IDX Channel, Rabu (3/2/2021).
Kemudian, kata Luhut, harus ada teknologi transfer, investor tidak boleh membawa teknologinya dan mendidik anak-anak Indonesia. "Maka itu, anak-anak kita harus bisa menguasai teknologi tinggi yang ada disitu," ungkap dia.
Lalu lanjut dia harus dilakukan business to business (BTB). Hal ini menjadi penting sehingga utang Indonesia tidak bertambah karena ini tadi BTB tersebut.
"Terakhir yakni harus menggunakan sebanyak mungkin pegawai Indonesia. Tentu 3-4 tahun ke depan kita belum bisa kuasai teknoginya dilakukan training. Maka itu mestinya orang Indonesia tidak dampak negatif mengenai tadi," tandas dia
"Jadi investor yang datang ke Indonesia tidak sembarangan. Seperti investor memberikan teknologi kelas satu bukan teknologi abal-abal karena pakai lingkungan. Dan ini tanggung jawab kepada anak cucu kita jangan sampai salah buat teknologi akhirnya lingkungan rusak korban pertama anak cucu kita," ujar dia acara Spesial Dialogue IDX Channel, Rabu (3/2/2021).
Kemudian, kata Luhut, harus ada teknologi transfer, investor tidak boleh membawa teknologinya dan mendidik anak-anak Indonesia. "Maka itu, anak-anak kita harus bisa menguasai teknologi tinggi yang ada disitu," ungkap dia.
Lalu lanjut dia harus dilakukan business to business (BTB). Hal ini menjadi penting sehingga utang Indonesia tidak bertambah karena ini tadi BTB tersebut.
"Terakhir yakni harus menggunakan sebanyak mungkin pegawai Indonesia. Tentu 3-4 tahun ke depan kita belum bisa kuasai teknoginya dilakukan training. Maka itu mestinya orang Indonesia tidak dampak negatif mengenai tadi," tandas dia
(akr)
tulis komentar anda