Holding Ultra Mikro Diyakini Positif untuk Kemajuan UMKM
Jum'at, 05 Februari 2021 - 15:18 WIB
JAKARTA - Penyaluran pembiayaan terhadap sektor UMKM dan Ultra Mikro (UMi) harus terus diperluas dan diperbesar jumlahnya, agar upaya pemulihan kondisi ekonomi nasional bisa berjalan maksimal. Perluasan dan penyaluran pembiayaan yang besar diprediksi bisa semakin efektif terjadi apabila holding BUMN untuk UMi sudah terbentuk.
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin mengatakan, sektor UMKM dan UMi harus dijaga keberadaannya karena industri ini merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Upaya menjaga pelaku UMKM dan UMi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui pembiayaan terjangkau dan mudah, penyaluran subsidi bunga kredit, penjaminan kredit, hingga penyaluran bantuan produktif usaha mikro.
"Selain itu, meski OJK telah memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit, tetapi pelaku usaha juga perlu dukungan lebih dari sisi permodalan. Untuk itu, perbankan dan lembaga pembiayaan perlu terus didorong untuk melakukan ekspansi pembiayaan kepada UMKM dan ultra mikro secara selektif dan prudent," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (5/2/2021).
Menurut data Kementerian BUMN, ujar Puteri, tercatat sekitar 30 juta pelaku ultra mikro masih belum mendapatkan akses pembiayaan formal baik dari perbankan, lembaga pembiayaan maupun program pemerintah.
Saat ini, pemerintah diketahui tengah berupaya membentuk holding BUMN untuk UMi sebagai salah satu cara mendorong pemberdayaan pelaku UMKM dan Ultra Mikro. Puteri menilai rencana pembentukan holding BUMN untuk UMi harus disambut baik.
Melalui holding BUMN untuk UMi, diharap pembiayaan terhadap pelaku usaha mikro dan kecil bisa semakin luas, kuat, dan terjangkau. Holding ini juga dipercaya bisa mengatasi masalah masih banyaknya pelaku usaha mikro dan kecil yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable).
"Terlebih, BUMN yang akan terlibat pun juga memiliki target yang sama. Dengan begitu, rencana bisnis yang menyasar segmen tersebut nantinya harus lebih terpadu, terarah, dan terukur. Tentu, kolaborasi ini tetap memerlukan analisis kelayakan secara bisnis, pemetaan peran yang jelas, rencana pengelolaan yang akuntabel, serta program pembiayaan yang tidak hanya memberikan modal tapi juga pembinaan dan bimbingan kewirausahaan bagi segmen ultra mikro," ujarnya.
Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati menilai holding BUMN untuk UMi berpotensi besar membawa dampak positif terhadap upaya memajukan UMKM. Meski begitu, holding BUMN untuk UMi diharap memiliki rencana strategis yang tepat nantinya.
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin mengatakan, sektor UMKM dan UMi harus dijaga keberadaannya karena industri ini merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Upaya menjaga pelaku UMKM dan UMi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui pembiayaan terjangkau dan mudah, penyaluran subsidi bunga kredit, penjaminan kredit, hingga penyaluran bantuan produktif usaha mikro.
Baca Juga
"Selain itu, meski OJK telah memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit, tetapi pelaku usaha juga perlu dukungan lebih dari sisi permodalan. Untuk itu, perbankan dan lembaga pembiayaan perlu terus didorong untuk melakukan ekspansi pembiayaan kepada UMKM dan ultra mikro secara selektif dan prudent," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (5/2/2021).
Menurut data Kementerian BUMN, ujar Puteri, tercatat sekitar 30 juta pelaku ultra mikro masih belum mendapatkan akses pembiayaan formal baik dari perbankan, lembaga pembiayaan maupun program pemerintah.
Saat ini, pemerintah diketahui tengah berupaya membentuk holding BUMN untuk UMi sebagai salah satu cara mendorong pemberdayaan pelaku UMKM dan Ultra Mikro. Puteri menilai rencana pembentukan holding BUMN untuk UMi harus disambut baik.
Melalui holding BUMN untuk UMi, diharap pembiayaan terhadap pelaku usaha mikro dan kecil bisa semakin luas, kuat, dan terjangkau. Holding ini juga dipercaya bisa mengatasi masalah masih banyaknya pelaku usaha mikro dan kecil yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable).
"Terlebih, BUMN yang akan terlibat pun juga memiliki target yang sama. Dengan begitu, rencana bisnis yang menyasar segmen tersebut nantinya harus lebih terpadu, terarah, dan terukur. Tentu, kolaborasi ini tetap memerlukan analisis kelayakan secara bisnis, pemetaan peran yang jelas, rencana pengelolaan yang akuntabel, serta program pembiayaan yang tidak hanya memberikan modal tapi juga pembinaan dan bimbingan kewirausahaan bagi segmen ultra mikro," ujarnya.
Sementara itu, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati menilai holding BUMN untuk UMi berpotensi besar membawa dampak positif terhadap upaya memajukan UMKM. Meski begitu, holding BUMN untuk UMi diharap memiliki rencana strategis yang tepat nantinya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda