Menakar Tren Investasi Pilihan Masyarakat di 2021

Jum'at, 05 Februari 2021 - 23:33 WIB
Terkait tren investasi pada tahun 2021 yang masih dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, Populix sebagai platform market research melakukan survei. Foto/Dok
JAKARTA - Terkait tren investasi pada tahun 2021 yang masih dipenuhi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19, Populix sebagai platform market research mencoba mencari tahu. Dengan jutaan responden di berbagai wilayah di Indonesia, Populix melakukan survei terkait tren investasi yang akan berlangsung sepanjang 2021.

Dari 3.070 responden, istilah investasi sudah cukup populer di kalangan masyarakat. Setidaknya, 8 dari 10 orang di Indonesia sudah pernah mendengar dan tahu apa itu investasi.






Sayangnya, dari seluruh responden tidak sampai setengahnya yang mulai berinvestasi pada awal tahun ini. Hanya 44% responden yang bisa melihat peluang di tengah ekonomi yang belum juga membaik akibat badai pandemi COVID-19.

Sementara, pilihan instrumen investasi yang saat ini paling digemari masih jatuh pada Reksadana dan Emas . Jumlahnya 37 dan 29 persen dari total pilihan responden. Saham, Deposito dan Properti masih tertinggal cukup jauh dan hanya berbagi angka 16, 12 dan 4 persen responden.

“Reksadana banyak digemari kalangan anak muda. Jenis investasi ini dianggap cocok untuk investor pemula dengan modal yang tidak terlalu besar dan memiliki resiko rendah. Sedangkan Emas, Deposito dan Properti, sambung Jessica, lebih banyak dipilih oleh mereka yang berusia diatas 30 tahun,” ungkap Head of Marketing Populix, Jessica Gautama, dalam keterangan resminya belum lama ini.

Cukup menarik ketika melihat lebih dalam ke tujuan orang berinvestasi. Mayoritas tujuan orang berinvestasi, sebanyak 32% responden, adalah untuk tujuan tertentu seperti menikah, pendidikan dan kebutuhan keluarga lainnya. Sementara 29% lainnya, berinvestasi untuk memiliki sumber pendapatan tambahan.

Jumlah dana yang dialokasikan untuk investasi masih terbilang rendah. Sebanyak 72% responden mengaku mengalokasikan 1-10 persen penghasilan yang didapatkannya selama sebulan untuk berinvestasi. Hanya 7 persen responden saja yang mengalokasikan di atas 20 persen pendapatan bulanannya.




Uniknya, tren investasi via aplikasi meningkat. Ditandai dengan semakin beragamnya aplikasi investasi yang bisa diunduh gratis. Bibit menjadi aplikasi investasi terdepan dengan perolehan 44% responden. Di belakangnya ada Bareksa, Ajaib, IPOT dan Tanamduit yang berbagi angka 10, 9, 9 dan 8 persen pilihan responden.

“Sebanyak 51 persen responden memilih aplikasi investasi yang telah terdaftar di OJK. Sementara pertimbangan lainnya dalam memilih aplikasi investasi karena tertarik pada imbal hasil, fitur menarik dan promo,” kata Jessica.

Dalam memilih dan aplikasi investasi, sambung Jessica, sebaiknya mengumpulkan data dan melakukan survei terlebih dahulu. Jangan sampai berujung pada investasi bodong yang hingga kini masih banyak ditemui.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More