Kecanduan LPG, Impor 2021 Naik Jadi 7,2 Juta Ton
Selasa, 09 Februari 2021 - 16:40 WIB
JAKARTA - Impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) melesat seiring dengan meningkatnya permintaan di dalam negeri. Peningkatan jumlah impor LPG tersebut menandakan bahwa RI sulit lepas dari kecanduan LPG.
Tahun ini Pertamina akan kembali impor LPG dengan volume 7,2 juta metrik ton naik sekitar 16% dari 6,2 juta MT pada 2020. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan impor LPG tahun 2021 yakni 7,2 juta metrik ton untuk memenuhi kebutuhan di di dalam negeri.
"LPG seusai alokasi 7,5 juta metrik ton. Itu kita hitung berapa produksi dari kilang atau LPG dalam negeri yang ada peningkatan. Sehingga rencananya tahun 2021, impor LPG 7,2 juta metrik ton," tutur Nicke dalam dalam rapat virtual dengan DPR, Selasa (9/2/2021).
Menurut dia Pertamina terus berupaya menekan agar porsi LPG subsidi berkurang sehingga LPG non subsidi menjadi bertambah agar tidak lagi jadi beban pemerintah. "Kalau kita lihat terkait dengan impor dari gasoline, kita kan melihatnya pasar itu ada pso dan non pso. kita dorong yang pso supaya semakin kecil sehinga tidak menjadi beban dan yang non pso kita tingkatkan," katanya.
Dia menambahkan produksi LPG dalam negeri saat ini sudah ada peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil produksi kilang Pertamina atau kilang lainnya di dalam negeri. Diharapkan peningkatan produksi domestik bisa membuat Indonesia mengurangi ketergantungan impor LPG. "LPG dalam negeri juga ada peningkatan baik dari kilang pertmaina maupun kilang lain di domestik sehingga kita bisa sedikit mengurangi yang seharusnya diimpor," tandasnya.
Tahun ini Pertamina akan kembali impor LPG dengan volume 7,2 juta metrik ton naik sekitar 16% dari 6,2 juta MT pada 2020. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan impor LPG tahun 2021 yakni 7,2 juta metrik ton untuk memenuhi kebutuhan di di dalam negeri.
"LPG seusai alokasi 7,5 juta metrik ton. Itu kita hitung berapa produksi dari kilang atau LPG dalam negeri yang ada peningkatan. Sehingga rencananya tahun 2021, impor LPG 7,2 juta metrik ton," tutur Nicke dalam dalam rapat virtual dengan DPR, Selasa (9/2/2021).
Menurut dia Pertamina terus berupaya menekan agar porsi LPG subsidi berkurang sehingga LPG non subsidi menjadi bertambah agar tidak lagi jadi beban pemerintah. "Kalau kita lihat terkait dengan impor dari gasoline, kita kan melihatnya pasar itu ada pso dan non pso. kita dorong yang pso supaya semakin kecil sehinga tidak menjadi beban dan yang non pso kita tingkatkan," katanya.
Dia menambahkan produksi LPG dalam negeri saat ini sudah ada peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil produksi kilang Pertamina atau kilang lainnya di dalam negeri. Diharapkan peningkatan produksi domestik bisa membuat Indonesia mengurangi ketergantungan impor LPG. "LPG dalam negeri juga ada peningkatan baik dari kilang pertmaina maupun kilang lain di domestik sehingga kita bisa sedikit mengurangi yang seharusnya diimpor," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda