Peredaran Rupiah di Daerah Perbatasan Harus Ditingkatkan

Selasa, 09 Februari 2021 - 22:09 WIB
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Foto/Dok SINDOnews/Nevy
JAKARTA - Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menilai daerah NKRI perbatasan atau 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) membutuhkan peredaran Rupiah yang lebih baik.

"Peredaran uang di sana juga sangat tidak signifikan. Secara praktis saja, belanja di daerah perbatasan sana pasti menggunakan mata uang yang mudah didapat dan ditransaksikan," ujar Anthony saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta, Selasa (9/2/2021).

( )



Dia juga mengingatkan transaksi di perbatasan dengan Ringgit sudah terjadi sejak lama. Fenomena ini disebutnya umum terjadi di setiap perbatasan di seluruh dunia. Kondisinya juga tergantung transaksi antar negara di perbatasan.

"Kalau banyak warga Malaysia belanja ke Indonesia menggunakan Ringgit, maka sirkulasi mata uang Ringgit menjadi normal. Karena, di perbatasan sana, mau tukar uang juga terbatas," katanya.

( )

Penggunaan mata uang ringgit di daerah perbatasan kini jadi sorotan. Menanggapi itu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyatakan bahwa pihaknya selama ini terus melakukan edukasi penggunaan rupiah di daerah 3T, termasuk untuk daerah perbatasan.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More