Didukung Penuh Prabowo, Lahan Ujicoba Pertanian Presisi Panen Padi Perdana

Jum'at, 12 Februari 2021 - 23:15 WIB
Lalu dengan penyediaan ruang kontrol (control room), maka dengan teknologi ini memungkinkan untuk memonitor kebutuhan air hingga pupuk dari setiap tanaman yang termonitor oleh sensor, dan dari permintaan kebutuhan tersebut akan dikirimkan data ke ruang kontrol, lantas melalui algoritma yang bekerja selama 24 jam per hari akan disalurkan kebutuhan air dan pupuk sesuai permintaan tanaman.

Di Cisaat dalam rangka ujicoba ini Puslitbang Diklat Agrinas bekerjasama dengan LTI mengembangkan berbagai komoditas di lahan 5 hektar. Di antaranya mencakup 8 unit green house yang berisi aneka sayuran dan buah (melon, kangkong, kalian, cabai, tomat, pakcoy), lahan terbuka berisi padi, singkong, tebu, kapas, jahe merah dan areal perkebunan berisi mangga, jeruk, lemon, alpukat, manggis, kopi, coklat hingga sagu.

Tidak kurang dari 26 jenis komoditas telah diujicobakan. Belakangan Agrinas menggandeng BSI dan investor dari PT Pegasus Solusi Pratama untuk meneruskan pengelolaan lahan ujicoba pertanian presisi di Cisaat.

“Setelah pembukaan lahan 5 hektar ini kami akan masuk ke tahap 25 hektar untuk ujicoba padi dalam skala lahan yang lebih luas. Untuk mendukung model cocok tanam baru ini kami juga bekerjasama dengan pengembang wahana terbang nirawak (UAV) dari Bantul yang akan mengoperasikan unit drone-nya untuk proses penyiraman pestisida atau kegiatan monitoring kualitas tanaman,” ujar Widjajanto.

Demo dari penggunaan UAV juga dilakukan di sela-sela kegiatan panen perdana di Cisaat. Di luar kegiatan pengelolaan lahan pertanian ini, maka, seperti amanah dari Menteri Pertahanan RI, tim pengelola juga membuka diri bagi peminat dari unsur pemerintah daerah, organisasi masyarakat, petani, hingga publik yang berminat untuk mempelajari teknik budidaya pertanian presisi di Cisaat.

Proses pembelajaran ini akan dilakukan oleh tim konsultan yang telah memperoleh pembekalan dari LTI untuk mendalami teknik pertanian presisi, baik dari aspek teknologi hingga budidaya aneka komoditas pangan dan hortikultura.




Di antaranya yang sedang dilakukan adalah ujicoba singkong dengan jarak tanam cukup padat sekitar 50 x 50 cm. Di petak uji yang sama juga tim lakukan ujicoba dengan jarak tanam konvensional 1 x 1 meter. Dari hasil pemantauan kualitas fisik ubi dari dua pola tanam singkong ini diperoleh hasil yang menggembirakan.

“Pemantauan secara fisik, dari berat, panjang ubi, hingga diameter menunjukkan tidak ada perbedaan yang signfikan dari penggunaan dua jarak tanam tersebut. Artinya, dengan populasi yang lebih padat jarak tanam maka dengan pertanian presisi ini kita tingkatkan produktivitas singkong,” sambung Widjajanto.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More