Warteg Tergulung Pandemi

Kamis, 18 Februari 2021 - 05:47 WIB
Nasib warteg di ibu kota turut terimbas pandemi Covid-19. FOTO/WIN CAHYONO
JAKARTA - Seorang lelaki duduk sambil menikmati makan di kursi kayu panjang yang menghadap etalase berisi lauk-pauk. Selepas makan, ia mengambil pisang untuk pencuci mulut. Kursi panjang lainnya yang menghadap Jalan Tebet Raya terlihat kosong. Di sudut lain, kursi-kursi plastik tampak menumpuk di pojokan Warteg Warmo di bilangan Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Rabu sekitar pukul 8.00 pagi (17/2/2021).

Dalam hitungan satu jam, ada beberapa pembeli yang datang untuk makan di tempat. Ada pula yang dibawa pulang. Tak lebih dari 10 orang yang membeli makan di warteg itu. Padahal sebelum pandemi Covid-19 , Warteg Warmo selalu dipenuhi pelanggan, mulai dari kalangan masyarakat biasa, pekerja kantoran, bahkan hingga kalangan artis.

Pemilik Warteg Warmo, Sobirin, mengatakan bahwa sepinya pembeli sudah terasa sejak pandemi melanda Indonesia pada Maret lalu.



“Saya bilang (kondisi saat ini) cukup parah. Khususnya warteg karena jualan makanan yang tidak bisa bertahan lebih dari 24 jam. Bisa lebih karena diangetin. Strategi kami, karena semua berkurang (pembeli), mengurangi menu, kuantitas makan, sampai karyawan dirumahkan,” ujarnya kepada Koran SINDO, kemarin.



Sebelum pandemi, Warteg ini mempekerjakan 12-14 karyawan. Kini hanya tersisa 5 orang. Karena masih beroperasi 24 jam, malam hanya dijaga 2 orang. Itupun selepas pukul 21.00, pembeli tidak boleh makan di tempat.

Anak ketiga dari pendiri Warteg Warmo itu mengatakan, pihaknya berusaha tidak memecat, tapi sekarang pekerjanya digilir. Menurutnya, kondisi yang sama juga dialami warteg-warteg lain yang masih bertahan.

“Ada yang tadinya dibantu 2-3 orang, (sekarang) paling dihadapi suami-istri, pemilik atau pengelola enggak pakai karyawan. Yang ditungguin suami-istri pun banyak yang tutup. Kalau di Jakarta disurvei mungkin sudah 1.000 (tutup). Di sekitar Tebet itu banyak warteg yang enggak buka. Pelanggannya enggak ada,” tuturnya.

Sebenarnya untuk memacu jumlah pembeli, Warteg Warmo pun membuka pesanan secara daring. Namun, tetap terjadi penurunan pembeli. “Padahal asumsinya banyak orang di rumah otomatis online naik, tapi ini enggak. Malahan semakin hari semakin turun juga. jumlah pembeli online dan offline berkurang,” jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More