Pejabat BKPM Sebut Ekonomi Indonesia Bak Logo Nike
Rabu, 03 Maret 2021 - 22:10 WIB
JAKARTA - Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan meyakini ekonomi Indonesia tahun ini bisa rebound. Keyakinan itu dikaitkan dengan berbagai macam asumsi, terutama yang bisa membuat ekonomi Indonesia bisa naik kembali.
“Jadi memang polanya tidak seperti huruf V, turun terus naik. Itu hanya berlaku untuk Vietnam dan China. Tapi mungkin seperti logo Nike, turun baru naik ke atas. Atau mungkin juga beberapa baru menyadari bahwa polanya nanti seperti huruf K. Jadi turun ada yang naik ada yang tetap turun. Nanti kita akan lihat perkembangannya di kuartal-kuartal berikutnya,” katanya hari ini (3/3) dalam webinar “Indonesia Economic, Investment and Development: The Great Reset and Future Prospects”. ( Baca juga:Garap Kendaraan Listrik, RI Undang Investor Global )
Menurut dia, ada sedikit optimisme yang salah satunya ditunjukkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI) yang menggambarkan jika angkanya di atas 50 masuk zona ekspansi dan di bawah 50 masuk zona kontraksi. Berdasarkan data, PMI terakhir Indonesia berada di posisi 50,9.
“Indonesia ini 50,9 terakhir. Padahal bulan kemarin sudah naik 52,2, sekarang turun lagi. Tapi kita lihat negara-negara lainnya, berkisar segitu juga. Ini menggambarkan optimisme dari para PMI di sektor manufacturing,” ujar Indra.
Indra menyampaikan, berdasarkan data realisasi investasi yang dikumpulkan BKPM dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun lalu mencapai Rp826,3 triliun.
“Yang menarik adalah for the first time in history, PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan PMA. Biasanya PMA tuh selalu lebih tinggi dengan 70% berbanding 30% PMDN lokal. Saat ini PMDN yang lebih tinggi,” ucap dia. ( Baca juga:Lee Hyunjoo Ngaku Di-bully, Agensi Ambil Langkah Hukum )
“Untuk pertama kali juga dalam sejarah, luar Jawa ini lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan Jawa. Beberapa analis bilang bahwa ini mungkin salah satu buah dari pembangunan infrastruktur yang masif selama lima tahun terakhir di luar Jawa,” tambah dia.
Lanjut dia, sepanjang Januari dan Desember tahun 2020, investasi yang berasal dari PMA dan PMDN yang tercatat di BKPM telah menyerap tenaga kerja Indonesia 1,1 juta dari sekitar 153 ribu proyek investasi.
“Jadi memang polanya tidak seperti huruf V, turun terus naik. Itu hanya berlaku untuk Vietnam dan China. Tapi mungkin seperti logo Nike, turun baru naik ke atas. Atau mungkin juga beberapa baru menyadari bahwa polanya nanti seperti huruf K. Jadi turun ada yang naik ada yang tetap turun. Nanti kita akan lihat perkembangannya di kuartal-kuartal berikutnya,” katanya hari ini (3/3) dalam webinar “Indonesia Economic, Investment and Development: The Great Reset and Future Prospects”. ( Baca juga:Garap Kendaraan Listrik, RI Undang Investor Global )
Menurut dia, ada sedikit optimisme yang salah satunya ditunjukkan oleh Purchasing Managers’ Index (PMI) yang menggambarkan jika angkanya di atas 50 masuk zona ekspansi dan di bawah 50 masuk zona kontraksi. Berdasarkan data, PMI terakhir Indonesia berada di posisi 50,9.
“Indonesia ini 50,9 terakhir. Padahal bulan kemarin sudah naik 52,2, sekarang turun lagi. Tapi kita lihat negara-negara lainnya, berkisar segitu juga. Ini menggambarkan optimisme dari para PMI di sektor manufacturing,” ujar Indra.
Indra menyampaikan, berdasarkan data realisasi investasi yang dikumpulkan BKPM dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tahun lalu mencapai Rp826,3 triliun.
“Yang menarik adalah for the first time in history, PMDN lebih tinggi dibandingkan dengan PMA. Biasanya PMA tuh selalu lebih tinggi dengan 70% berbanding 30% PMDN lokal. Saat ini PMDN yang lebih tinggi,” ucap dia. ( Baca juga:Lee Hyunjoo Ngaku Di-bully, Agensi Ambil Langkah Hukum )
“Untuk pertama kali juga dalam sejarah, luar Jawa ini lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan Jawa. Beberapa analis bilang bahwa ini mungkin salah satu buah dari pembangunan infrastruktur yang masif selama lima tahun terakhir di luar Jawa,” tambah dia.
Lanjut dia, sepanjang Januari dan Desember tahun 2020, investasi yang berasal dari PMA dan PMDN yang tercatat di BKPM telah menyerap tenaga kerja Indonesia 1,1 juta dari sekitar 153 ribu proyek investasi.
(uka)
tulis komentar anda