Dihajar Pandemi Covid-19, Pendapatan Grab Loyo
Senin, 18 Mei 2020 - 20:59 WIB
JAKARTA - Grab yang merupakan perusahaan aplikasi transportasi asal Malaysia mengakui pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia, memberikan imbas terhadap kinerja perusahaan. Kondisi itu, sebagaimana dikutip dari Reuters, diibaratkan sebagai musim dingin yang panjang.
Hasilnya, pendapatan Grab yang bersumber dari pengantaran orang dan barang berbasis aplikasi, ikut melorot. Bahkan, Co Founder Grab Tan Hooi Ling mengungkapkan tengah mempersiapkan strategi menghadapi kemungkinan terburuk.
Tentunya, Grab dalam kondisi ini mengharapkan uluran tangan investor utamanya, Softbank. “Grab yang didukung oleh Softbank sedang mempersiapkan kemungkinan untuk "musim dingin yang panjang", kata co-founder Tan Hooi Ling.
Menurutnya, imbas kebijakan pencegahan Covid-19 memukul lini jasa utama pengantaran orang. Hal itu tak setimpal dengan kenaikan lini jasa lainnya. “Grab mencatat kenaikan dalam pengiriman makanan dan parsel, tetapi bisnis utamanya naik turun, kata Ling.
Sehingga, lanjutnya, secara keseluruhan pendapatan menjadi lebih rendah dari yang masa pra-Covid. "Selama ini, kami sedang mempersiapkan skenario terburuk, yang berpotensi menjadi musim dingin yang sangat panjang,” tegas Ling.
Pada bulan lalu, CEO Grab Anthony Tan mengatakan pandemi adalah krisis tunggal terbesar yang mempengaruhi perusahaan yang berusia delapan tahun tersebut sebagaimana diindikasikan dari volume bisnis yang cenderung fluktuatif di beberapa negara.
Hasilnya, pendapatan Grab yang bersumber dari pengantaran orang dan barang berbasis aplikasi, ikut melorot. Bahkan, Co Founder Grab Tan Hooi Ling mengungkapkan tengah mempersiapkan strategi menghadapi kemungkinan terburuk.
Tentunya, Grab dalam kondisi ini mengharapkan uluran tangan investor utamanya, Softbank. “Grab yang didukung oleh Softbank sedang mempersiapkan kemungkinan untuk "musim dingin yang panjang", kata co-founder Tan Hooi Ling.
Menurutnya, imbas kebijakan pencegahan Covid-19 memukul lini jasa utama pengantaran orang. Hal itu tak setimpal dengan kenaikan lini jasa lainnya. “Grab mencatat kenaikan dalam pengiriman makanan dan parsel, tetapi bisnis utamanya naik turun, kata Ling.
Sehingga, lanjutnya, secara keseluruhan pendapatan menjadi lebih rendah dari yang masa pra-Covid. "Selama ini, kami sedang mempersiapkan skenario terburuk, yang berpotensi menjadi musim dingin yang sangat panjang,” tegas Ling.
Pada bulan lalu, CEO Grab Anthony Tan mengatakan pandemi adalah krisis tunggal terbesar yang mempengaruhi perusahaan yang berusia delapan tahun tersebut sebagaimana diindikasikan dari volume bisnis yang cenderung fluktuatif di beberapa negara.
(akr)
tulis komentar anda