China Rebound, Bidik Pertumbuhan Ekonomi di Atas 6%
Sabtu, 06 Maret 2021 - 09:56 WIB
BEIJING - China memberikan sinyal kuat untuk rebounds, setelah memasang target pertumbuhan ekonomi di atas 6% pada 2021 usai sempat merevisi bidiknya pada tahun lalu. Perdana Menteri China, Li Keqiang mengumumkan target pertumbuhan ekonomi China pada hari Jumat, kemarin pada pembukaan Kongres Rakyat Nasional tahun ini.
Target tersebut menandai kembalinya pertumbuhan kuat setelah pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Meskipun ekonomi China tumbuh tahun lalu, mereka hanya mampu mencetak pertumbuhan 2,3% atau berada di level terlemah dalam beberapa dekade.
Target baru ini menyoroti rebound ekonomi China yang kuat setelah kebijakan lockdown akibat pandemi menyebabkan kontraksi tajam 6,8% pada kuartal pertama 2020. Perlahan kemudian, ekonomi tumbuh pada paruh kedua 2020 dan China menjadi satu-satunya ekonomi global utama yang mampu menguat tahun ini walaupun masih terbatas bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sekarang pemerintah China berharap bisa melanjutkan rebound itu. "Target lebih dari 6% akan memungkinkan kita semua untuk mencurahkan energi secara penuh untuk mempromosikan reformasi, inovasi, dan pengembangan berkualitas tinggi," kata PM Li Keqiang.
"Dalam menetapkan target ini, kami telah memperhitungkan pemulihan aktivitas ekonomi," sambung.
Dengan beberapa langkah dan target yang tampak sederhana, angka tersebut jauh di bawah perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi pertumbuhan 8,1% untuk ekonomi China tahun ini. Analis lain juga memberi ramalan tentang pertumbuhan yang lebih kuat.
"Konsensus untuk tahun ini sekitar 8%-9% tapi ini berasal dari basis rendah. Fokusnya masih pada kualitas versus kuantitas pertumbuhan," kata Catherine Yeung, direktur investasi di Fidelity International di Hong Kong.
Dalam catatan analis, Bruce Pang dari bank investasi China Renaissance mengatakan target yang lebih fleksibel meninggalkan beberapa ruang untuk reformasi struktural dan transisi ke ekonomi yang lebih matang.
PM Li Keqiang juga menetapkan target tingkat pengangguran perkotaan sekitar 5,5%, dengan target lebih dari 11 juta lapangan pekerjaan perkotaan baru, naik dari sembilan juta tahun lalu. Ditetapkan juga target defisit anggaran sekitar 3,2% dari produk domestik bruto.
Namun, kementerian keuangan menyatakan keprihatinannya terhadap keadaan anggaran pemerintah. "Prospek pendapatan dan pengeluaran pemerintah pada tahun 2021 tampak cukup berat, dengan kesulitan yang lebih besar dalam menyeimbangkan anggaran dan risiko di bidang-bidang utama seperti utang yang tidak dapat diabaikan," katanya dalam laporan yang dirilis pada awal pertemuan.
Target tersebut menandai kembalinya pertumbuhan kuat setelah pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Meskipun ekonomi China tumbuh tahun lalu, mereka hanya mampu mencetak pertumbuhan 2,3% atau berada di level terlemah dalam beberapa dekade.
Target baru ini menyoroti rebound ekonomi China yang kuat setelah kebijakan lockdown akibat pandemi menyebabkan kontraksi tajam 6,8% pada kuartal pertama 2020. Perlahan kemudian, ekonomi tumbuh pada paruh kedua 2020 dan China menjadi satu-satunya ekonomi global utama yang mampu menguat tahun ini walaupun masih terbatas bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sekarang pemerintah China berharap bisa melanjutkan rebound itu. "Target lebih dari 6% akan memungkinkan kita semua untuk mencurahkan energi secara penuh untuk mempromosikan reformasi, inovasi, dan pengembangan berkualitas tinggi," kata PM Li Keqiang.
"Dalam menetapkan target ini, kami telah memperhitungkan pemulihan aktivitas ekonomi," sambung.
Dengan beberapa langkah dan target yang tampak sederhana, angka tersebut jauh di bawah perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi pertumbuhan 8,1% untuk ekonomi China tahun ini. Analis lain juga memberi ramalan tentang pertumbuhan yang lebih kuat.
"Konsensus untuk tahun ini sekitar 8%-9% tapi ini berasal dari basis rendah. Fokusnya masih pada kualitas versus kuantitas pertumbuhan," kata Catherine Yeung, direktur investasi di Fidelity International di Hong Kong.
Dalam catatan analis, Bruce Pang dari bank investasi China Renaissance mengatakan target yang lebih fleksibel meninggalkan beberapa ruang untuk reformasi struktural dan transisi ke ekonomi yang lebih matang.
PM Li Keqiang juga menetapkan target tingkat pengangguran perkotaan sekitar 5,5%, dengan target lebih dari 11 juta lapangan pekerjaan perkotaan baru, naik dari sembilan juta tahun lalu. Ditetapkan juga target defisit anggaran sekitar 3,2% dari produk domestik bruto.
Namun, kementerian keuangan menyatakan keprihatinannya terhadap keadaan anggaran pemerintah. "Prospek pendapatan dan pengeluaran pemerintah pada tahun 2021 tampak cukup berat, dengan kesulitan yang lebih besar dalam menyeimbangkan anggaran dan risiko di bidang-bidang utama seperti utang yang tidak dapat diabaikan," katanya dalam laporan yang dirilis pada awal pertemuan.
(akr)
tulis komentar anda