Duh, Mau Genjot Ekspor tapi Kontainernya Kurang
Selasa, 09 Maret 2021 - 13:08 WIB
JAKARTA - Pemerintah menyatakan masih terdapat beberapa kekurangan di dalam sistem logistik di Tanah Air. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, salah satunya adalah kurangnya kontainer untuk pengiriman barang. ( Baca juga: Aturan PPnBM Mobil Baru, Pedagang Mobil Bekas: Pemerintah Enggak Mikirin Kami! )
Pemerintah telah mengesahkan peta Okupansi Naisonal di Bidang Logistik dan Supply Chain. Peta okupansi ini merupakan tindak lanjut dari Perpres No. 26 Tahun 2012 mengenai cetak biru pengembangan sistem logistik nasional.
"Beberapa bulan kemarin kita mengalami shortage container, ekspor sudah siap tapi kontainernya tidak ada. Mungkin slot di pengangkut tidak tersedia," kata Susiwijono dalam penandatanganan nota kesepahaman dan peluncuran Peta Okupansi Nasional Bidang Logistik dan Supply Chain, di Kantornya, Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Dia menyadari, sektor logistik memang menjadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, sektor tersebut hampir keseluruhan mengalami kontraksi ekonomi, dan juga kekurangan sumber daya manusia (SDM).
"Itu semua sebenarnya menjadi kesempatan kita untuk menyiapkan SDM, terutama mengantisipasi tantangan ke depan," jelas dia.
Atas dasar itu, untuk pengembangan SDM logistik dilakukan melalui dua jalur. Baik jalur pengembangan pendidikan formal maupun pengembangan jalur profesi. Formal melalui vokasi, baik diploma I-IV, jalur keilmuan mulai S1-S3 di berbagai PT. Sedangkan jalur profesi melalui program sertifikasi profesi di bidang logistik.
Menurutnya, SDM menjadi komponen yang paling penting, terutama SDM yang kompeten dan profesional, mulai dari tingkat operasional sampai dengan tingkat manajerial. SDM menjadi salah satu kunci utama dari penggerak perbaikan logistik nasional.
Susiwijono juga menjelaskan, penyusunan peta okupasi dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri, industri manufaktur, asosiasi dan juga penyedia jasa logistik. Bahkan tidak lupa melibatkan teman-teman dari akademisi serta lembaga pelatihan dan juga lembaga sertifikasi. ( Baca juga: Stok Surplus, Pengamat: Impor Beras Tidak Mendesak )
"Peta okupansi ini kita harapkan akan menjadi salah satu instrumen yang sangat penting di dalam pengembangan SDM kita, terutama di bidang logistik," tandasnya.
Pemerintah telah mengesahkan peta Okupansi Naisonal di Bidang Logistik dan Supply Chain. Peta okupansi ini merupakan tindak lanjut dari Perpres No. 26 Tahun 2012 mengenai cetak biru pengembangan sistem logistik nasional.
"Beberapa bulan kemarin kita mengalami shortage container, ekspor sudah siap tapi kontainernya tidak ada. Mungkin slot di pengangkut tidak tersedia," kata Susiwijono dalam penandatanganan nota kesepahaman dan peluncuran Peta Okupansi Nasional Bidang Logistik dan Supply Chain, di Kantornya, Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Dia menyadari, sektor logistik memang menjadi salah satu yang terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, sektor tersebut hampir keseluruhan mengalami kontraksi ekonomi, dan juga kekurangan sumber daya manusia (SDM).
"Itu semua sebenarnya menjadi kesempatan kita untuk menyiapkan SDM, terutama mengantisipasi tantangan ke depan," jelas dia.
Atas dasar itu, untuk pengembangan SDM logistik dilakukan melalui dua jalur. Baik jalur pengembangan pendidikan formal maupun pengembangan jalur profesi. Formal melalui vokasi, baik diploma I-IV, jalur keilmuan mulai S1-S3 di berbagai PT. Sedangkan jalur profesi melalui program sertifikasi profesi di bidang logistik.
Menurutnya, SDM menjadi komponen yang paling penting, terutama SDM yang kompeten dan profesional, mulai dari tingkat operasional sampai dengan tingkat manajerial. SDM menjadi salah satu kunci utama dari penggerak perbaikan logistik nasional.
Susiwijono juga menjelaskan, penyusunan peta okupasi dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri, industri manufaktur, asosiasi dan juga penyedia jasa logistik. Bahkan tidak lupa melibatkan teman-teman dari akademisi serta lembaga pelatihan dan juga lembaga sertifikasi. ( Baca juga: Stok Surplus, Pengamat: Impor Beras Tidak Mendesak )
"Peta okupansi ini kita harapkan akan menjadi salah satu instrumen yang sangat penting di dalam pengembangan SDM kita, terutama di bidang logistik," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda