China Doyan Sarang Burung Walet RI, Nilai Ekspornya Menggiurkan

Minggu, 14 Maret 2021 - 14:46 WIB
Pemerintah melepas ekspor sarang burung walet (SBW) asal Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebanyak 494 kilogram dengan nilai Rp. 9,9 miliar ke China. Foto/SINDO Photo
JAKARTA - Pemerintah melepas ekspor sarang burung walet (SBW) asal Provinsi Jawa Timur (Jatim) sebanyak 494 kilogram dengan nilai Rp. 9,9 miliar ke China. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ekspor sarang burung walet ini dilakukan bersama 33 komoditas pertanian unggulan Jatim lainnya senilai Rp.140,3 milyar ke 12 negara tujuan sekaligus.

"Produktifitas sarang burung walet kita diminati dunia. Saya akan ke Tiongkok lepas pandemi ini, agar ekspor kita ini lebih kuat," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo saat melakukan peninjauan langsung ke rumah pemrosesan sarang burung walet.



Menurut Mentan, komoditas sub sektor peternakan ini berada di bawah pembinaannya, yaitu untuk produktivitas di bawah Direktorat Jendral Peternakan, dan fasilitasi ekspornya dikawal Badan Karantina Pertanian.

"Usaha agribisnis sarang burung walet ini sangat menarik, selain memerlukan higienitas yang maksimum. Industri ini juga padat karya, dikerjakan dengan tenaga banyak orang, dan ini sangat baik untuk negara," katanya.



Sebagai informasi saat ini Provinsi Jatim memiliki 84 rumah walet yang terdaftar dengan rumah pemrosesan walet sebanyak 9. Dari data IQFAST Barantan tercatat di tahun 2020 volume ekspornya sebanyak 245,3 ton dengan nilai mencapai hingga Rp.3,5 triliun.

Dari jumlah ini 26% berhasil memenuhi pasar China dan sisanya diserap pasar ekspor lainnya seperti Australia, Amerika Serikat, Hongkong, Kanada, Singapura, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Vietnam. Kementan juga mencatat adanya tren peningkatan ekspor SBW Jatim dari data 1 Januari hingga 10 Maret 2021 mencapai 51,3 ton dan nilai Rp.661,3 miliar.

"Ini menjadi fokus kami baik Kementan, Kemendag, wakil negara kita di sana dan lainnya untuk mendorong SBW agar tidak bersoal di pasar Tiongkok. Tidak ada kuota, asal mampu penuhi persyaratannya. Pasarnya masih terbuka lebar dan kita mampu secara produksi," jelas Syahrul.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More