Wow! Utang Luar Negeri per Januari Capai Rp5.889,8 Triliun

Senin, 15 Maret 2021 - 10:54 WIB
Utang luar negeri di awal tahun telah mencapai Rp5.889,8 triliun. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2021 mencapai USD420,7 miliar atau sekitar Rp5.889,8 triliun. Utang tersebut terdiri dari utang sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD213,6 miliar dan sektor swasta (termasuk BUMN) USD207,1 miliar.

Utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2021 tersebut tumbuh sebesar 2,6% (yoy), turun dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,4% (yoy).





"Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri tersebut terjadi baik pada utang pemerintah dan utang swasta," papar Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Senin (15/3/2021).

Dia menambahkan, utang luar negeri pemerintah bulan Januari 2021 tumbuh lebih rendah. Posisi utang luar negeri pemerintah Januari 2021 mencapai USD210,8 miliar atau tumbuh 2,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2020 sebesar 3,3% (yoy). "Perlambatan pertumbuhan ini disebabkan oleh pembayaran pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo," jelas Erwin.

Sementara itu, posisi surat utang pemerintah masih meningkat seiring penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi USD dan euro di awal tahun, di tengah momentum likuiditas di pasar global yang cukup tinggi serta sentimen positif implementasi vaksinasi Covid-19 secara global.

Dia menambahkan, perkembangan utang luar negeri juga didorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang meningkat, didukung oleh kepercayaan investor asing yang terjaga terhadap prospek perekonomian domestik.

"Utang luar negeri pemerintah dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas antara lain sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,6%), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1%), sektor jasa pendidikan (16,2%), sektor konstruksi (15,2%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (13,0%)," jelas Erwin.



Di bagian lain, utang luar negeri swasta tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan utang luar negeri swasta pada akhir Januari 2021 tercatat 2,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,8% (yoy).

Perkembangan ini didorong oleh perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan utang luar negeri lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam. Pada akhir Januari 2021, utang luar negeri PBLK tumbuh sebesar 4,9% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,3% (yoy).

Selain itu, kontraksi utang luar negeri LK tercatat sebesar 6,1% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,7% (yoy). Berdasarkan sektornya, utang luar negeri terbesar dengan pangsa mencapai 77,0% dari total utang luar negeri swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More