BPH Migas Pastikan Bakrie & Brothers Lanjutkan Proyek Pipa Gas Bumi Transmisi Cirebon-Semarang
Rabu, 17 Maret 2021 - 19:29 WIB
Menanggapi paparan dan penjelasan Kepala BPH Migas, Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Kardaya Warnika berharap agar proyek tersebut tidak terbengkalai lagi. Dia mengatakan, lebih baik dipastikan dulu pasokan gas yang mengalir ke pipa tersebut. "Permasalahan utamanya kalau menurut saya jangan sampai masuk ke hal sama yaitu terbengkalai lagi, pastikan gasnya akan ada yang mengalir," Jelasnya. Menurutnya, jika tidak ada kepastian pasokan gas maka berisiko menimbulkan masalah. "Karena kalau tidak, tadinya ada gas mengalir kalau tidak ada gas mengalir di situ maka secara bisnis gas trasportasi bisa dituntut itu yang memberikan janji akan ada gas karena itu sudah janji, bahasa jawanya kebacut," ujarnya. Lebih Lanjut Kardaya mengingatkan agar kepastian pasokan gas ini harus tertulis, ada keputusannya alokasinya, tidak bisa berdasarkan informasi semata.
Anggota Komisi VII Fraksi PKB Ratna Juwita mempertanyakan kendala pembangunan pipa Cisem sehingga mangkrak sampai 15 tahun. Padahal pipa ini menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). "Apalagi hari ini kita tahu gas adalah salah satu resource clean energi yang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga pembangunan infrastruktur yang nantinya akan menjadi penunjang," ungkapnya.
Sementara itu Anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar, Ridwan Hisyam, mendukung apa yang diputuskan BPH Migas terkait kelanjutan proyek pipa Cisem. Menurutnya apa yang disampaikan Kardaya terlalu jauh kebelakang. “Jadi saya kira hari ini jangan bilang tidak ada gasnya segala, itu kita berdebat panjang.” tegas Ridwan Hisyam. Lebih lanjut Ridwan Hisyam beserta Anggota Komisi VII DPR RI sudah 2 atau 3 kali meninjau ground breaking dilapangan Jambaran Tiung Biru (JTB). Menurutnya akhir tahun ini nanti selesai, mereka harus sudah membuang gas itu. Kalau tidak, apa mungkin dia pakai tangki-tangki seperti yang dilaksanakan PGN dari gresik ke Semarang, apa tidak bermasalah itu dijalan. “Saya tetap pada prinsip saya tetap mengikuti apa yang sudah ditentukan oleh BPH Migas dengan aturan-aturannya. Kita sebagai anggota dewan mewakili kepentingan rakyat, rakyat butuh jaringan gas termasuk industri –industri yang akan dilewati jaringan gas CISEM. Kita dukung BPH Migas untuk melaksanakan sesuai dengan aturan jadi tidak usah tanya lagi dari mana gas ke depan,” tegas Ridwan Hisyam.
Menurutnya, Apabila pipa ini terbangun akan meningkatkan ekonomi Wilayah Cirebon-Semarang Karena jaringan gas CISEM banyak melawati daerah Industri. “Terkait gas mau datangkan lewat pelabuhan bisa, mau datangkan dari Tangguh bisa, mendatangkan dari Kalimantan bisa tidak ada masalah itu hanya teknis, hal tersebut adalah bisnis bukan merupakan wilayah kita, jadi itu wilayah bisnis pengusahapengusaha pipa itu” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto. Menurutnya Pasokan gas bukan menjadi suatu permasalahan. “Saya kira sudah sepakat kita akan mendorong pemanfaatan gas karena resource yang masih cukup, walaupun berdasarkan data yang ada perlu diklarifikasi. Ada yang bilang 36 TCF (triliun cubic Feet), ada 64 TCF” Ungkap Sugeng Suparwoto. Infrastruktur dan pasokan gas seperti ayam dan telur. Tapi Faktanya gas cukup besar. Misalnya ditahun 2020 karena covid memang itu alasannya ada 23 kargo yang melayang-layang, dari tangguh ada 13 kargo dan dari bontang 10 kargo yang tidak termanfaatkan. Istilah dalam bisnis disebut stress cargo, harganya murah sekali hanya standarnya dengan gasnya amerika yang kurang dari 2,3 USD/MMBTU. “Maka Komisi VII harus sepakat secara politik. Memanfaatkan gas dengan membangun infrastruktur. Sudah tidak bisa tidak karena membangun infrastruktur adalah bagian dari strategi kita untuk pemanfaatan gas. Untuk itu kasus cisem, harus segera dibangun.” pungkas Sugeng Suparwoto.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin. Menurutnya tidak perlu khawatir pasokan gas itu ada atau tidak. Sumatera Selatan, di Grissik dialirkan ke Singapura, sudah bertahun-tahun menerangi Singapura. “Tahun lalu ditemukan potensi sumur gas Saka Kemang sebagai salah satu yang terbesar didunia. Komisi VII DPR RI selaku wakil rakyat tidak perlu khawatir akan pasokan gas. Sumber gas melimpah terutama di wilayah sumatera selatan.” Jelas Alex Noerdin.
Anggota Komisi VII Fraksi PKB Ratna Juwita mempertanyakan kendala pembangunan pipa Cisem sehingga mangkrak sampai 15 tahun. Padahal pipa ini menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). "Apalagi hari ini kita tahu gas adalah salah satu resource clean energi yang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga pembangunan infrastruktur yang nantinya akan menjadi penunjang," ungkapnya.
Sementara itu Anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar, Ridwan Hisyam, mendukung apa yang diputuskan BPH Migas terkait kelanjutan proyek pipa Cisem. Menurutnya apa yang disampaikan Kardaya terlalu jauh kebelakang. “Jadi saya kira hari ini jangan bilang tidak ada gasnya segala, itu kita berdebat panjang.” tegas Ridwan Hisyam. Lebih lanjut Ridwan Hisyam beserta Anggota Komisi VII DPR RI sudah 2 atau 3 kali meninjau ground breaking dilapangan Jambaran Tiung Biru (JTB). Menurutnya akhir tahun ini nanti selesai, mereka harus sudah membuang gas itu. Kalau tidak, apa mungkin dia pakai tangki-tangki seperti yang dilaksanakan PGN dari gresik ke Semarang, apa tidak bermasalah itu dijalan. “Saya tetap pada prinsip saya tetap mengikuti apa yang sudah ditentukan oleh BPH Migas dengan aturan-aturannya. Kita sebagai anggota dewan mewakili kepentingan rakyat, rakyat butuh jaringan gas termasuk industri –industri yang akan dilewati jaringan gas CISEM. Kita dukung BPH Migas untuk melaksanakan sesuai dengan aturan jadi tidak usah tanya lagi dari mana gas ke depan,” tegas Ridwan Hisyam.
Menurutnya, Apabila pipa ini terbangun akan meningkatkan ekonomi Wilayah Cirebon-Semarang Karena jaringan gas CISEM banyak melawati daerah Industri. “Terkait gas mau datangkan lewat pelabuhan bisa, mau datangkan dari Tangguh bisa, mendatangkan dari Kalimantan bisa tidak ada masalah itu hanya teknis, hal tersebut adalah bisnis bukan merupakan wilayah kita, jadi itu wilayah bisnis pengusahapengusaha pipa itu” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto. Menurutnya Pasokan gas bukan menjadi suatu permasalahan. “Saya kira sudah sepakat kita akan mendorong pemanfaatan gas karena resource yang masih cukup, walaupun berdasarkan data yang ada perlu diklarifikasi. Ada yang bilang 36 TCF (triliun cubic Feet), ada 64 TCF” Ungkap Sugeng Suparwoto. Infrastruktur dan pasokan gas seperti ayam dan telur. Tapi Faktanya gas cukup besar. Misalnya ditahun 2020 karena covid memang itu alasannya ada 23 kargo yang melayang-layang, dari tangguh ada 13 kargo dan dari bontang 10 kargo yang tidak termanfaatkan. Istilah dalam bisnis disebut stress cargo, harganya murah sekali hanya standarnya dengan gasnya amerika yang kurang dari 2,3 USD/MMBTU. “Maka Komisi VII harus sepakat secara politik. Memanfaatkan gas dengan membangun infrastruktur. Sudah tidak bisa tidak karena membangun infrastruktur adalah bagian dari strategi kita untuk pemanfaatan gas. Untuk itu kasus cisem, harus segera dibangun.” pungkas Sugeng Suparwoto.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin. Menurutnya tidak perlu khawatir pasokan gas itu ada atau tidak. Sumatera Selatan, di Grissik dialirkan ke Singapura, sudah bertahun-tahun menerangi Singapura. “Tahun lalu ditemukan potensi sumur gas Saka Kemang sebagai salah satu yang terbesar didunia. Komisi VII DPR RI selaku wakil rakyat tidak perlu khawatir akan pasokan gas. Sumber gas melimpah terutama di wilayah sumatera selatan.” Jelas Alex Noerdin.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda