Kementan Pacu Produktivitas Padi di Lahan Food Estate
Kamis, 18 Maret 2021 - 18:06 WIB
Pada 2019 pemerintah mengoptimalkan lahan rawa di lima provinsi yakni di Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sumatera Selatan (Sumsel), Jambi dan Lampung. Luas lahan di lima provinsi itu sekitar 366.000 ha lahan rawa untuk budidaya padi.
Midzon Johannis, Senior Advisor Croplife Indonesia mengatakan pihaknya mendukung program food estate yang digaungkan pemerintah. Dengan populasi manusia dunia tahun 1950 sebanyak 2,5 miliar terus naik menjadi 7 miliar pada 2011 dan tahun 2050 diperkirakan mencapai 9 miliar. Imbasnya, konsumsi pangan diperkirakan meningkat 23%, sementara luas lahan pertanian hanya tumbuh 9%.
(Baca juga:BMKG Deteksi 30 Titik Api di Sumut, Termasuk di Lokasi Food Estate)
Dukungan Croplife Indonesia bagi pertanian Indonesia yakni dengan mendorong pengembangan teknologi baru untuk perlindungan tanaman, biologi, bioteknologi, digital dan smart agriculture sesuai dengan kondisi Indonesia.
Croplife Indonesia juga mendukung penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih, pendamping kepada petani melalui learning centers, ekspo pertanian, pelatihan agronomi dan stewardship.
(Baca juga:Menteri Basuki Sebut 5 Tantangan dalam Pengembangan Food Estate)
“Penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih,” ujar Midzon.
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi-FEM Institut Pertanian Bogor (IPB) Sahara mengatakan, pada konsep pengembangan food estate mekanisasi dan modernisasi pertanian/digitalisasi merupakan salah satu simpul penting yang harus diperkuat baik di on farm dan off farm.
(Baca juga:Food Estate, Mengubah Semak Belukar Jadi Lahan Produktif)
“Penggunaan alat dan mesin pertanian pada saat pengolahan lahan akan meningkatkan produksi pertanian,” ucap Sahara. Sementara, pengelolaan hasil diperlukan penggilingan padi atau RMU (Rice Milling Unit) yang merupakan titik sentral dari agroindustri padi.
Midzon Johannis, Senior Advisor Croplife Indonesia mengatakan pihaknya mendukung program food estate yang digaungkan pemerintah. Dengan populasi manusia dunia tahun 1950 sebanyak 2,5 miliar terus naik menjadi 7 miliar pada 2011 dan tahun 2050 diperkirakan mencapai 9 miliar. Imbasnya, konsumsi pangan diperkirakan meningkat 23%, sementara luas lahan pertanian hanya tumbuh 9%.
(Baca juga:BMKG Deteksi 30 Titik Api di Sumut, Termasuk di Lokasi Food Estate)
Dukungan Croplife Indonesia bagi pertanian Indonesia yakni dengan mendorong pengembangan teknologi baru untuk perlindungan tanaman, biologi, bioteknologi, digital dan smart agriculture sesuai dengan kondisi Indonesia.
Croplife Indonesia juga mendukung penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih, pendamping kepada petani melalui learning centers, ekspo pertanian, pelatihan agronomi dan stewardship.
(Baca juga:Menteri Basuki Sebut 5 Tantangan dalam Pengembangan Food Estate)
“Penyediaan teknologi dan menjamin ketersediaan sarana pertanian seperti produk perlindungan tanaman dan benih,” ujar Midzon.
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi-FEM Institut Pertanian Bogor (IPB) Sahara mengatakan, pada konsep pengembangan food estate mekanisasi dan modernisasi pertanian/digitalisasi merupakan salah satu simpul penting yang harus diperkuat baik di on farm dan off farm.
(Baca juga:Food Estate, Mengubah Semak Belukar Jadi Lahan Produktif)
“Penggunaan alat dan mesin pertanian pada saat pengolahan lahan akan meningkatkan produksi pertanian,” ucap Sahara. Sementara, pengelolaan hasil diperlukan penggilingan padi atau RMU (Rice Milling Unit) yang merupakan titik sentral dari agroindustri padi.
tulis komentar anda