Disandingkan Wine Sababay, Keripik Pisang Alumni Unpad Jadi Sajian bagi Diplomat
Jum'at, 19 Maret 2021 - 23:55 WIB
JAKARTA - Produk keripik pisang buatan UMKM alumni Unpad menjadi sajian diplomatik favorit di Kedutaan Besar dan Konsulat, ditemani oleh white wine dari Sababay Winery Bali. Founder Komunitas UMKM Alumni UNPAD Dewi Tenty mengatakan bahwa produk ini berasal dari usaha bersama/koperasi yang menggunakan merek kolektif.
"Di Indonesia, merek kolektif ini belum familiar. Disitu kami melihat peluang untuk membuat merek kolektif, sehingga UMKM yang bergerak dalam bidang produksi yang sama bisa dikumpulkan," ujar Dewi kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu(20/3/2021).
Dia mengatakan, dalam membuat produk ini, dia melirik sumber daya alam yang tidak terputus (sustainable) dan memiliki ciri khas tersendiri. "Berbicara tentang mangga, duren, dan jambu, tentu kita akan kalah dengan Thailand, kita cari satu ciri khas Indonesia yang ada dimana-mana dan berkesinambungan, yang tidak kenal musim, maka jatuhlah pada pisang," terang Dewi.
Pemikiran itu kemudian mendasari pemilihan pisang kepok kuning dari Cianjur sebagai bahan baku produk UMKM-nya. Pisang ini kemudian diolah menjadi keripik karena kemudahan pengolahan oleh merk kolektif.
"Lalu, kami memikirkan bagaimana mengolah keripik dengan kelas yang bagus. Jangan sampai seperti keripik yang kita sering lihat di pasar, dan perlu ada value added dari pengemasannya," tambah Dewi.
Keripik ini pun dikemas dengan pengemasan yang eco-friendly dan go-green, serta diproduksi dengan rasa original. "Kenapa original? Supaya lidah-lidah bule itu ngerti banget bahwa pisang Indonesia itu gini, loh. Kalau dibumbui dan diberi rasa macam-macam, rasa originalnya tidak terasa," ucapnya.
Ternyata, lanjut Dewi, produk ini mendapatkan sambutan yang bagus saat dibawa ke Sababay Winery. Terlebih, Sababay Winery saat ini sedang mempromosikan produknya sebagai produk unggulan Indonesia dalam Wonderful Indonesia.
"Itu akhirnya menuntun kami untuk mem-pair produk ini dengan sambal matah juga dan dinikmati dengan minum wine Sababay. Kebetulan CEO Sababay Winery Evy Gozali sangat concern dengan UMKM, yang kemudian membawa keripik ini bersama dengan paket wine-nya, setiap ada promosi wine, akan dipairingkan dengan keripik ini," jelas Dewi.
Sejak saat itu, produk keripik pisang ini dibawa untuk tiap momen dimana keripik ini bisa dicoba. Hal ini berujung pada event-event diplomatik yang meminta agar keripik ini disajikan bersama wine dari Sababay.
"Jargon yang naik karena pandemi adalah 'UMKM naik kelas' dan semacamnya, itu jangan cuma sekadar jargon, ayo kita implementasikan. Dengan hal-hal seperti packaging yang bagus, original, penggunaan SDA asli Indonesia, dan quality control, itu cepat diterima oleh kalangan menengah ke atas," pungkas Dewi.
"Di Indonesia, merek kolektif ini belum familiar. Disitu kami melihat peluang untuk membuat merek kolektif, sehingga UMKM yang bergerak dalam bidang produksi yang sama bisa dikumpulkan," ujar Dewi kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Sabtu(20/3/2021).
Dia mengatakan, dalam membuat produk ini, dia melirik sumber daya alam yang tidak terputus (sustainable) dan memiliki ciri khas tersendiri. "Berbicara tentang mangga, duren, dan jambu, tentu kita akan kalah dengan Thailand, kita cari satu ciri khas Indonesia yang ada dimana-mana dan berkesinambungan, yang tidak kenal musim, maka jatuhlah pada pisang," terang Dewi.
Pemikiran itu kemudian mendasari pemilihan pisang kepok kuning dari Cianjur sebagai bahan baku produk UMKM-nya. Pisang ini kemudian diolah menjadi keripik karena kemudahan pengolahan oleh merk kolektif.
"Lalu, kami memikirkan bagaimana mengolah keripik dengan kelas yang bagus. Jangan sampai seperti keripik yang kita sering lihat di pasar, dan perlu ada value added dari pengemasannya," tambah Dewi.
Keripik ini pun dikemas dengan pengemasan yang eco-friendly dan go-green, serta diproduksi dengan rasa original. "Kenapa original? Supaya lidah-lidah bule itu ngerti banget bahwa pisang Indonesia itu gini, loh. Kalau dibumbui dan diberi rasa macam-macam, rasa originalnya tidak terasa," ucapnya.
Ternyata, lanjut Dewi, produk ini mendapatkan sambutan yang bagus saat dibawa ke Sababay Winery. Terlebih, Sababay Winery saat ini sedang mempromosikan produknya sebagai produk unggulan Indonesia dalam Wonderful Indonesia.
"Itu akhirnya menuntun kami untuk mem-pair produk ini dengan sambal matah juga dan dinikmati dengan minum wine Sababay. Kebetulan CEO Sababay Winery Evy Gozali sangat concern dengan UMKM, yang kemudian membawa keripik ini bersama dengan paket wine-nya, setiap ada promosi wine, akan dipairingkan dengan keripik ini," jelas Dewi.
Sejak saat itu, produk keripik pisang ini dibawa untuk tiap momen dimana keripik ini bisa dicoba. Hal ini berujung pada event-event diplomatik yang meminta agar keripik ini disajikan bersama wine dari Sababay.
"Jargon yang naik karena pandemi adalah 'UMKM naik kelas' dan semacamnya, itu jangan cuma sekadar jargon, ayo kita implementasikan. Dengan hal-hal seperti packaging yang bagus, original, penggunaan SDA asli Indonesia, dan quality control, itu cepat diterima oleh kalangan menengah ke atas," pungkas Dewi.
(fai)
tulis komentar anda