Duh! Utang BUMN Tembus Rp996 Triliun
Rabu, 24 Maret 2021 - 15:37 WIB
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat utang luar negeri (ULN) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) naik signifikan usai periode 2015-2016. Dari hasil riset Indef, hingga di kuartal III-2020 ULN BUMN sektor keuangan dan non keuangan tercatat di angka Rp 996 triliun.
Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef, Deniey A. Purwanto menyebut, trend kenaikan ULN BUMN secara signifikan terjadi di 2018. Dimana, utang di sektor keuangan berada di posisi 23,44 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2017 yang berada di angka 0,10 persen. Sementara ULN BUMN non keuangan tercatat berada di posisi 41,64 persen pada 2018. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pada periode sebelumnya yakni 5,14 persen.
"Beberapa tahun terakhir utang BUMN menunjukan kecenderungan peningkatan yang cukup pesat baik BUMN lembaga keuangan maupun non lembaga keuangan. Ketika kita membandingkan BUMN keuangan dan BUMN non keuangan, kita harus keluarkan tabungan dan deposito dari utang, tapi tetap saja kita lihat perkembangan utang BUMN lembaga keuangan dan non lembaga keuangan meningkat cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir," ujar Deniey dalam diskusi virtual, Rabu (24/3/2021).
Meski begitu, ULN BUMN tercatat mengalami penurunan signifikan pada 2020. Dalam periode ini, utang perseroan negara hanya berada di angka 10,5 persen untuk lembaga keuangan. Sementara non keuangan hanya tercatat 12,99 persen.
Baca Juga: Nah Lho! Ombudsman Cium Maladministrasi dalam Rencana Impor Beras
Di sisi lain, bila dibuat perbandingan antara ULN BUMN keuangan dan non keuangan, utang luar negeri paling banyak diserap adalah BUMN dengan core business atau bisnis inti infrastruktur. Deniey menilai, hal itu terkait dengan penugasan dari pemerintah. Misalnya pembangunan sejumlah proyek strategi nasional (PSN). "Sejak 2018, memang utang BUMN non keuangan meningkat jauh lebih pesat daripada lembaga non keuangan. Ini berkaitan juga dengan penugasan, pembangunan infrastruktur di Indonesia begitu," kata dia.
Perbedaan juga terkait jatuh tempo ULN. Ada struktur waktu yang membedakan antara utang BUMN keuangan dan non keuangan. Utang BUMN keuangan lebih didominasi oleh utang jangka pendek, sementara BUMN non keuangan didominasi utang jangka panjang.
Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef, Deniey A. Purwanto menyebut, trend kenaikan ULN BUMN secara signifikan terjadi di 2018. Dimana, utang di sektor keuangan berada di posisi 23,44 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2017 yang berada di angka 0,10 persen. Sementara ULN BUMN non keuangan tercatat berada di posisi 41,64 persen pada 2018. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan pada periode sebelumnya yakni 5,14 persen.
"Beberapa tahun terakhir utang BUMN menunjukan kecenderungan peningkatan yang cukup pesat baik BUMN lembaga keuangan maupun non lembaga keuangan. Ketika kita membandingkan BUMN keuangan dan BUMN non keuangan, kita harus keluarkan tabungan dan deposito dari utang, tapi tetap saja kita lihat perkembangan utang BUMN lembaga keuangan dan non lembaga keuangan meningkat cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir," ujar Deniey dalam diskusi virtual, Rabu (24/3/2021).
Meski begitu, ULN BUMN tercatat mengalami penurunan signifikan pada 2020. Dalam periode ini, utang perseroan negara hanya berada di angka 10,5 persen untuk lembaga keuangan. Sementara non keuangan hanya tercatat 12,99 persen.
Baca Juga: Nah Lho! Ombudsman Cium Maladministrasi dalam Rencana Impor Beras
Di sisi lain, bila dibuat perbandingan antara ULN BUMN keuangan dan non keuangan, utang luar negeri paling banyak diserap adalah BUMN dengan core business atau bisnis inti infrastruktur. Deniey menilai, hal itu terkait dengan penugasan dari pemerintah. Misalnya pembangunan sejumlah proyek strategi nasional (PSN). "Sejak 2018, memang utang BUMN non keuangan meningkat jauh lebih pesat daripada lembaga non keuangan. Ini berkaitan juga dengan penugasan, pembangunan infrastruktur di Indonesia begitu," kata dia.
Perbedaan juga terkait jatuh tempo ULN. Ada struktur waktu yang membedakan antara utang BUMN keuangan dan non keuangan. Utang BUMN keuangan lebih didominasi oleh utang jangka pendek, sementara BUMN non keuangan didominasi utang jangka panjang.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda