Meski Dikecam, BaliFest di Australia Tetap Digelar Buat Bantu Bali
Selasa, 06 April 2021 - 20:56 WIB
PERTH - Sebuah festival bertema Bali bertajuk BaliFest mendapatkan serangan komentar negatif dari beberapa pengunjung yang merasa kecewa dengan acara tersebut. Dengan tujuan "membawa Bali ke Australia", BaliFest adalah sebuah festival yang digelar di pantai Mandurah, Australia Barat dari tanggal 2 hingga 6 April kemarin.
Hiburan tarian dan musik, penjual makanan, olahraga air, hingga kedai minuman, ditampilkan di acara tersebut untuk menghadirkan "suasana seperti di Bali". Namun, pihak penyelenggara terpaksa mengeluarkan pernyataan maaf, setelah mendapat komentar negatif akibat "kurangnya representasi budaya" seperti yang diunggah di halaman Facebook BaliFest Australia.
Beberapa komentar tersebut diantaranya menyebutkan tarian Bali yang tidak ditampilkan sesuai dengan tarian aslinya. Ada pula tuduhan pihak penyelenggara "tidak memahami budaya Bali" atau "tidak mengajak komunitas Bali" di Perth untuk terlibat.
"Kami menggunakan kesempatan ini setelah beberapa hari mengadakan festival untuk meminta maaf kepada pihak yang merasa telah dibohongi dan [dibuat] kewalahan karena acara ini," bunyi pernyataannya seperti dilansir dari ABCNews, Selasa (6/4/2021). "Kami juga dengan sepenuh hati meminta maaf kepada komunitas Bali yang merasa tersinggung melihat kurangnya representasi budaya mereka."
Pihak penyelenggara juga sudah menawarkan pengembalian uang tiket penuh bagi pengunjung yang menginginkannya. Leanne, warga Australia Barat datang ke BaliFest bersama seorang temannya. Kepada ABC Indonesia, ia mengatakan sangat menikmati sate Indonesia yang dijual di 'food truck' atau truk makanan yang disantapnya sambil minum bir.
"Saya setuju mungkin acara ini tidak seperti bagaimana dipromosikannya, dan kalau saya pribadi akan lebih setuju kalau ada lebih banyak orang Indonesia di Perth yang lebih dilibatkan, lebih banyak makanan tradisional dan suasana kebudayaan," kata Leanne.
"Tapi pada akhirnya, tiket seharga A$30 [sekitar Rp332 ribu] untuk penampilan live sepanjang hari juga sudah cukup adil untuk saya, apalagi mengetahui banyak pemusik [di acara tersebut] yang tahun lalu tidak bisa bekerja [karena pandemi]."
Walau pada akhirnya memutuskan untuk mengembalikan uang penjualan tiket kepada orang-orang yang meminta, direktur penyelenggara BaliFest, Leigh Rose, mengatakan akan tetap menyumbangkan hasil penjualan tiketnya. "Hanya ada sedikit orang yang meminta dikembalikan uangnya," kata Leigh.
Hiburan tarian dan musik, penjual makanan, olahraga air, hingga kedai minuman, ditampilkan di acara tersebut untuk menghadirkan "suasana seperti di Bali". Namun, pihak penyelenggara terpaksa mengeluarkan pernyataan maaf, setelah mendapat komentar negatif akibat "kurangnya representasi budaya" seperti yang diunggah di halaman Facebook BaliFest Australia.
Beberapa komentar tersebut diantaranya menyebutkan tarian Bali yang tidak ditampilkan sesuai dengan tarian aslinya. Ada pula tuduhan pihak penyelenggara "tidak memahami budaya Bali" atau "tidak mengajak komunitas Bali" di Perth untuk terlibat.
"Kami menggunakan kesempatan ini setelah beberapa hari mengadakan festival untuk meminta maaf kepada pihak yang merasa telah dibohongi dan [dibuat] kewalahan karena acara ini," bunyi pernyataannya seperti dilansir dari ABCNews, Selasa (6/4/2021). "Kami juga dengan sepenuh hati meminta maaf kepada komunitas Bali yang merasa tersinggung melihat kurangnya representasi budaya mereka."
Pihak penyelenggara juga sudah menawarkan pengembalian uang tiket penuh bagi pengunjung yang menginginkannya. Leanne, warga Australia Barat datang ke BaliFest bersama seorang temannya. Kepada ABC Indonesia, ia mengatakan sangat menikmati sate Indonesia yang dijual di 'food truck' atau truk makanan yang disantapnya sambil minum bir.
"Saya setuju mungkin acara ini tidak seperti bagaimana dipromosikannya, dan kalau saya pribadi akan lebih setuju kalau ada lebih banyak orang Indonesia di Perth yang lebih dilibatkan, lebih banyak makanan tradisional dan suasana kebudayaan," kata Leanne.
"Tapi pada akhirnya, tiket seharga A$30 [sekitar Rp332 ribu] untuk penampilan live sepanjang hari juga sudah cukup adil untuk saya, apalagi mengetahui banyak pemusik [di acara tersebut] yang tahun lalu tidak bisa bekerja [karena pandemi]."
Walau pada akhirnya memutuskan untuk mengembalikan uang penjualan tiket kepada orang-orang yang meminta, direktur penyelenggara BaliFest, Leigh Rose, mengatakan akan tetap menyumbangkan hasil penjualan tiketnya. "Hanya ada sedikit orang yang meminta dikembalikan uangnya," kata Leigh.
Lihat Juga :
tulis komentar anda