Pasar Modal RI Lanjutkan Tren Positif, Optimisme Warnai Tahun 2021

Rabu, 07 April 2021 - 14:28 WIB
Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, saat Webinar Investment & Technology Savvy Indonesia Bangkit 2021. Foto/SINDOnews/Michelle Natalia
JAKARTA - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan bahwa pasar modal Indonesia ditutup dengan optimisme di akhir 2020. Optimisme ini didorong oleh sinyal pemulihan ekonomi, hasil pemilu Amerika Serikat (AS), dan adanya vaksin Covid-19.

Optimisme ini juga bertambah, di mana sejak November tahun lalu, nilai transaksi efek terus berada di kisaran Rp10-15 triliun per hari. Ini mencetak rekor transaksi harian tertinggi di BEI. Dari perspektif jangka panjang pun, pasar modal Indonesia masih menunjukkan tren positif.

"Posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 1 April lalu berada di 6.011,46, sempat tertekan tapi masih berada di zona hijau," ucap Inarno dalam Webinar Investment & Technology Savvy Indonesia Bangkit 2021 dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Ke-14 Okezone.com di Jakarta, Rabu (7/4/2021).





Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa kita semua harus cautiously optimistic terhadap semua perkembangan yang terjadi. Ada beberapa hal yang menurut Inarno mempengaruhi lonjakan transaksi ini, dan juga beberapa langkah yang tetap perlu dilakukan untuk mengelola ekspektasi perkembangan pasar di tahun ini.

"Karena IHSG masih menunjukkan tren positif dalam 10 tahun terakhir, meski sempat turun di tahun 2020 saat pandemi Covid-19 masuk, IHSG perlahan membaik di tahun 2021 ini, telah kembali di posisi awal seperti sebelum pandemi," tambahnya.



Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih menjadi alternatif sumber pendanaan dan wadah investasi bagi masyarakat Indonesia. "Secara year-to-date, mayoritas bursa global berada di tren positif di tahun 2021 ini pasca tekanan hebat pandemi di 2020. Tentunya setelah aksi profit taking yang kita lihat di akhir Januari dan penurunan beberapa hari terakhir, IHSG masih tetap berada di zona hijau 0,54%," jelas Inarno.

Jika dibandingkan dengan bursa global lainnya, masih terdapat beberapa bursa asing lainnya yang tertekan dan berada di zona merah. "Seperti kita lihat bursa Malaysia, Turki, dan Filipina yang berada di zona merah," pungkas Inarno.
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More