Data BEI: Penerbitan Obligasi dan Sukuk Bakal Meningkat di Kuartal I-2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jumlah emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) mengalami peningkatan sepanjang kuartal I-2021. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 6 April 2021, total emisi obligasi dan sukuk tercatat mencapai 19 emisi dengan nilai Rp20,58 triliun.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah Emisi meningkat 26,67 persen, sedangkan nilai Emisi meningkat 9,23 persen," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).
Nyoman menambahkan, prospek EBUS tahun ini diperkirakan relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan suku bunga dan melonggarnya likuiditas yang mendorong suku bunga terus menurun.
Sampai kuartal I-2021, tingkat bunga 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) masih bertahan pada 3,50 persen. Di samping itu, pemulihan ekonomi domestik yang masih berlanjut pada paruh waktu 2021 memberikan iklim positif pada pasar EBUS.
Membaiknya pemulihan ekonomi global, akselerasi program vaksin nasional serta sinergi kebijakan nasional, diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,3% sampai 5,3%.
"Adapun sinergi kebijakan nasional tersebut mencakup antara lain, pembukaan sektor-sektor produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya terkait pengembangan UMKM," kata dia.
Dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi serta data EBUS yang tersedia, Nyoman menyampaikan bahwa penerbitan EBUS pada tahun 2021 diperkirakan masih relatif lebih tinggi dibandingkan 2020. Peningkatan EBUS tercatat pada kuartal I-2021 mengindikasikan dampak dari keberlanjutan pemulihan ekonomi.
Tingkat bunga rendah juga memberikan kenyamanan dan optimisme bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS setelah sebelumnya tertunda melakukan refinancing.
Selain itu, ditinjau dari likuiditas di pasar modal, jumlah investor terus bertambah. Sampai akhir Maret 2021 terdapat peningkatan sekitar 25 persen untuk investor pasar modal dibandingkan akhir tahun 2020, yaitu sekitar 4,9 juta investor pasar modal.
"Kepercayaan investor memberikan keyakinan bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS di pasar modal dan juga memberikan optimisme bagi investor dalam berinvestasi EBUS," ucapnya.
Menurut data BEI, sampai dengan 6 April 2021, terdapat 20 Emisi yang akan mencatatkan Obligasi/Sukuk korporasi dengan nilai mencapai Rp20,82 triliun. Hingga akhir April 2021, terdapat enam perusahaan yang berencana mencatatkan EBUS, sebanyak tujuh emisi dengan total Obligasi/Sukuk korporasi yang akan dicatatkan mencapai Rp6,67 triliun.
Lihat Juga: 6 Rapor Bursa Sepekan: Transaksi Harian IHSG Ambles 43,29%, Kapitalisasi Jadi Rp12.532 Triliun
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah Emisi meningkat 26,67 persen, sedangkan nilai Emisi meningkat 9,23 persen," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).
Nyoman menambahkan, prospek EBUS tahun ini diperkirakan relatif lebih baik dibandingkan tahun 2020. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan suku bunga dan melonggarnya likuiditas yang mendorong suku bunga terus menurun.
Sampai kuartal I-2021, tingkat bunga 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) masih bertahan pada 3,50 persen. Di samping itu, pemulihan ekonomi domestik yang masih berlanjut pada paruh waktu 2021 memberikan iklim positif pada pasar EBUS.
Membaiknya pemulihan ekonomi global, akselerasi program vaksin nasional serta sinergi kebijakan nasional, diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,3% sampai 5,3%.
"Adapun sinergi kebijakan nasional tersebut mencakup antara lain, pembukaan sektor-sektor produktif dan aman, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial, percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya terkait pengembangan UMKM," kata dia.
Dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi serta data EBUS yang tersedia, Nyoman menyampaikan bahwa penerbitan EBUS pada tahun 2021 diperkirakan masih relatif lebih tinggi dibandingkan 2020. Peningkatan EBUS tercatat pada kuartal I-2021 mengindikasikan dampak dari keberlanjutan pemulihan ekonomi.
Tingkat bunga rendah juga memberikan kenyamanan dan optimisme bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS setelah sebelumnya tertunda melakukan refinancing.
Selain itu, ditinjau dari likuiditas di pasar modal, jumlah investor terus bertambah. Sampai akhir Maret 2021 terdapat peningkatan sekitar 25 persen untuk investor pasar modal dibandingkan akhir tahun 2020, yaitu sekitar 4,9 juta investor pasar modal.
"Kepercayaan investor memberikan keyakinan bagi perusahaan dalam menerbitkan EBUS di pasar modal dan juga memberikan optimisme bagi investor dalam berinvestasi EBUS," ucapnya.
Menurut data BEI, sampai dengan 6 April 2021, terdapat 20 Emisi yang akan mencatatkan Obligasi/Sukuk korporasi dengan nilai mencapai Rp20,82 triliun. Hingga akhir April 2021, terdapat enam perusahaan yang berencana mencatatkan EBUS, sebanyak tujuh emisi dengan total Obligasi/Sukuk korporasi yang akan dicatatkan mencapai Rp6,67 triliun.
Lihat Juga: 6 Rapor Bursa Sepekan: Transaksi Harian IHSG Ambles 43,29%, Kapitalisasi Jadi Rp12.532 Triliun
(akr)