Greenback Masih Terlalu Perkasa, Mata Uang Garuda Turun ke Level Rp14.565
Jum'at, 09 April 2021 - 17:41 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini (9/4). Rupiah ditutup melemah 30 poin sehingga berada di level Rp14.565.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh dolar AS yang masih kuat terhadap mata uang lainnya pada hari ini. Penyebabnya, bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menegaskan kembali dukungan kebijakannya yang berkelanjutan dalam risalah rapat terbaru dan meningkatkan harapan untuk pemulihan ekonomi dari Covid-19. ( Baca juga: Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS Gegara The Fed )
"The Fed juga menegaskan kembali janjinya untuk melanjutkan dukungan kebijakan moneter hingga pemulihan ekonomi yang optimal. Pihak The Fed juga meremehkan risiko inflasi dari lonjakan imbal hasil Treasury baru-baru ini. Mereka bersikeras bahwa lonjakan tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat," katanya dalam riset harianya, Jumat (9/4/2021).
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan perbaikan. Pada Maret 2021, BI mengumumkan IKK berada di 93,4. Meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada Februari dan Januari 2021. ( Baca juga: Densus 88 Tangkap 12 Terduga Teroris di DKI Jakarta )
"IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atasnya berarti optimistis, sementara di bawahnya berarti pesimistis," terangnya.
Sedangkan untuk perdagangan minggu depan, ia memprediksi mata uang rupiah kemungkinan masih akan melemah di rentang Rp14.545-Rp14.590.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh dolar AS yang masih kuat terhadap mata uang lainnya pada hari ini. Penyebabnya, bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), menegaskan kembali dukungan kebijakannya yang berkelanjutan dalam risalah rapat terbaru dan meningkatkan harapan untuk pemulihan ekonomi dari Covid-19. ( Baca juga: Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS Gegara The Fed )
"The Fed juga menegaskan kembali janjinya untuk melanjutkan dukungan kebijakan moneter hingga pemulihan ekonomi yang optimal. Pihak The Fed juga meremehkan risiko inflasi dari lonjakan imbal hasil Treasury baru-baru ini. Mereka bersikeras bahwa lonjakan tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat," katanya dalam riset harianya, Jumat (9/4/2021).
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan perbaikan. Pada Maret 2021, BI mengumumkan IKK berada di 93,4. Meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada Februari dan Januari 2021. ( Baca juga: Densus 88 Tangkap 12 Terduga Teroris di DKI Jakarta )
"IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atasnya berarti optimistis, sementara di bawahnya berarti pesimistis," terangnya.
Sedangkan untuk perdagangan minggu depan, ia memprediksi mata uang rupiah kemungkinan masih akan melemah di rentang Rp14.545-Rp14.590.
(uka)
tulis komentar anda