Balai Besar KIPM Makassar Dorong Direct Call Ekspor Komoditas Perikanan
Selasa, 13 April 2021 - 11:02 WIB
MAKASSAR - Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk membangkitkan kembali ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2021, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,5% hingga 5,3 %.
Salah satu sektor yang dianggap mampu menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah ekspor komoditas perikanan melalui peningkatan akses pasar. Akses pasar dapat ditingkatkan dengan membuka jalur perdagangan langsung dari daerah-daerah penghasil produksi perikanan ke negara tujuan ekspor.
Upaya tersebut terus didorong, salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) Direct Call Ekspor Komoditi Perikanan Melalui Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang dilaksanakan oleh Balai Besar KIPM Makassar dan PT Angkas Pura I (Persero) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. FGD tersebut berlangsung di Hotel Dalton Makassar, Senin (12/4/2021).
Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM, Riza Priyatna usai membuka secara resmi FGD tersebut mengungkapkan, manfaat dari direct call ekspor ke negara tujuan dari Sulawesi adalah menumbuhkembangkan ekonomi perikanan di wilayah Sulawesi. Tak hanya itu, juga bisa meningkatkan efisiensi biaya operasional karena dapat memangkas biaya produksi sampai dengan 50%.
"Direct call juga bisa menjaga dan mempertahankan kualitas komoditas perikanan serta menurunkan tingkat kematian ikan yang diekspor karena waktu tempuh lebih singkat, efektivitas laju transportasi udara, memacu produktivitas wilayah-wilayah sentra produksi perikanan dan meningkatkan devisa negara," urai Riza Priyatna, dalam sambutannya.
Hadir sebagai narasumber dalam FGD tersebut, diantaranya Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM, Vice President Cargo and Logistic Development PT Angkasa Pura I (Persero), General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin , Direktur Operasi Angkasa Pura Logistik, dan Kepala Balai Besar KIPM Makassar. Selain itu, juga dihadiri oleh General Manager Strategic Business Unit (SBU) Warehouse Angkasa Pura Logistik dan General Manager Strategic Business Unit Air Frighter.
Beberapa instansi terkait yang menghadiri kegiatan ini adalah perwakilan dari Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan, Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Makassar.
Selanjutnya, Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Region X Sulawesi dan Maluku, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Cabang Makassar, PT Lion Air Cabang Makassar, 15 Unit Pelaksana Teknis lingkup BKIPM dan pelaku usaha di Sulawesi Selatan sebanyak 75 unit.
Salah satu sektor yang dianggap mampu menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah ekspor komoditas perikanan melalui peningkatan akses pasar. Akses pasar dapat ditingkatkan dengan membuka jalur perdagangan langsung dari daerah-daerah penghasil produksi perikanan ke negara tujuan ekspor.
Upaya tersebut terus didorong, salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) Direct Call Ekspor Komoditi Perikanan Melalui Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang dilaksanakan oleh Balai Besar KIPM Makassar dan PT Angkas Pura I (Persero) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. FGD tersebut berlangsung di Hotel Dalton Makassar, Senin (12/4/2021).
Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM, Riza Priyatna usai membuka secara resmi FGD tersebut mengungkapkan, manfaat dari direct call ekspor ke negara tujuan dari Sulawesi adalah menumbuhkembangkan ekonomi perikanan di wilayah Sulawesi. Tak hanya itu, juga bisa meningkatkan efisiensi biaya operasional karena dapat memangkas biaya produksi sampai dengan 50%.
"Direct call juga bisa menjaga dan mempertahankan kualitas komoditas perikanan serta menurunkan tingkat kematian ikan yang diekspor karena waktu tempuh lebih singkat, efektivitas laju transportasi udara, memacu produktivitas wilayah-wilayah sentra produksi perikanan dan meningkatkan devisa negara," urai Riza Priyatna, dalam sambutannya.
Hadir sebagai narasumber dalam FGD tersebut, diantaranya Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM, Vice President Cargo and Logistic Development PT Angkasa Pura I (Persero), General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Sultan Hasanuddin , Direktur Operasi Angkasa Pura Logistik, dan Kepala Balai Besar KIPM Makassar. Selain itu, juga dihadiri oleh General Manager Strategic Business Unit (SBU) Warehouse Angkasa Pura Logistik dan General Manager Strategic Business Unit Air Frighter.
Beberapa instansi terkait yang menghadiri kegiatan ini adalah perwakilan dari Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan, Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Makassar.
Selanjutnya, Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Region X Sulawesi dan Maluku, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Cabang Makassar, PT Lion Air Cabang Makassar, 15 Unit Pelaksana Teknis lingkup BKIPM dan pelaku usaha di Sulawesi Selatan sebanyak 75 unit.
(agn)
tulis komentar anda