IATMI Rekomendasikan Keterbukaan Data Efisiensi dan Strategi Pembiayaan Proyek
Rabu, 14 April 2021 - 14:21 WIB
"IATMI juga menyoroti aspek efisiensi biaya, baik dari sisi biaya operasi untuk mempertahankan bisnis dan biaya pengembangan proyek untuk dapat meningkatkan produksi," kata kata John yang juga Direktur Strategic Planning & Business Development, Pertamina Subholding Upstream.
Terkait dengan efisiensi, salah satu upaya yang telah dilakukan SKK Migas adalah dengan memberikan kebebasan kepada KKKS untuk memilih skema kontrak antara PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split. Hal itu diklaim telah menghemat biaya lebih dari USD2 miliar, serta mampu menarik minat investor dan menaikkan kinerja lapangan-lapangan migas yang ada. SKK Migas juga terus berupaya melakukan perbaikan untuk mempermudah perizinan dan mendorong efisiensi melalui tapping/join operatorship.
Ketua Pelaksana Konferensi Internasional IATMI Henricus Herwin mengatakan, konferensi yang digagas oleh IATMI tahun ini tidak hanya menyasar aspek teknis dan regulasi, namun juga kesiapan sumber daya manusia dalam mendukung tercapainya target produksi 2030.
IATMI menyatakan perlunya manajemen pengetahuan dan talenta di bidang industri migas dan juga energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai aset intelektual bagi generasi mendatang. IATMI mendorong agar orkestrasi pengetahuan yang berkesinambungan dapat dilakukan dengan melibatkan diaspora migas Indonesia yang tersebar di seluruh belahan dunia.
Pengelolaan aset intelektual ini dirasa penting oleh IATMI dengan melihat proyeksi kebutuhan energi global yang akan terus meningkat. Oleh karena itu, kata dia, pengembangan teknologi yang mendukung transisi energi perlu segera dilakukan dengan mempertimbangkan unsur terbarukan, ketersediaan, ketahanan dan terutama aspek keterjangkauan.
"Hal ini memerlukan kerja sama lintas sektoral dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat," tandasnya.
Terkait dengan efisiensi, salah satu upaya yang telah dilakukan SKK Migas adalah dengan memberikan kebebasan kepada KKKS untuk memilih skema kontrak antara PSC Cost Recovery atau PSC Gross Split. Hal itu diklaim telah menghemat biaya lebih dari USD2 miliar, serta mampu menarik minat investor dan menaikkan kinerja lapangan-lapangan migas yang ada. SKK Migas juga terus berupaya melakukan perbaikan untuk mempermudah perizinan dan mendorong efisiensi melalui tapping/join operatorship.
Ketua Pelaksana Konferensi Internasional IATMI Henricus Herwin mengatakan, konferensi yang digagas oleh IATMI tahun ini tidak hanya menyasar aspek teknis dan regulasi, namun juga kesiapan sumber daya manusia dalam mendukung tercapainya target produksi 2030.
IATMI menyatakan perlunya manajemen pengetahuan dan talenta di bidang industri migas dan juga energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai aset intelektual bagi generasi mendatang. IATMI mendorong agar orkestrasi pengetahuan yang berkesinambungan dapat dilakukan dengan melibatkan diaspora migas Indonesia yang tersebar di seluruh belahan dunia.
Pengelolaan aset intelektual ini dirasa penting oleh IATMI dengan melihat proyeksi kebutuhan energi global yang akan terus meningkat. Oleh karena itu, kata dia, pengembangan teknologi yang mendukung transisi energi perlu segera dilakukan dengan mempertimbangkan unsur terbarukan, ketersediaan, ketahanan dan terutama aspek keterjangkauan.
"Hal ini memerlukan kerja sama lintas sektoral dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda