WIKA Keseret-seret Pembengkakan Biaya Pembangunan Kereta Cepat
Rabu, 14 April 2021 - 17:05 WIB
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero ) mengakui ada pembengkakan pada biaya pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung . Saat ini, pembengkakan biaya pembangunan proyek itu sedang dihitung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Direktur Utama Wijaya Karya atau WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, penghitungan masih terus dilakukan. Namun berdasarkan informasi yang diterimanya, pembengkakan biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa mencapai 20%. ( Baca juga: Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Berangkat ke Depo Tegalluar, Lanjut Tahap Pengelasan )
“Ini pertanyaan sangat penitng, sangat baik, jadi memang di kereta cepat tentunya akan terjadi cost of run yang saat ini sedang dihitung oleh teman-teman KCIC. Berapa besar, tentunya kita akan menunggu berapa besar, tapi yang saya dengar memang kurang lebih hampir 20%. Tapi sedang dihitung,” ujarnya dalam acara Webinar Mengukur Infrastruktur, Rabu (14/4/2021).
Pembengkakan biaya tersebut akan berdampak kepada perseroan. Pasalnya, WIKA termasuk dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memegang 60% saham KCIC.
Dari 60% saham PSBI, porsi dari Wika mencapai 38%. Selain Wika, pemegang saham PSBI adalah PT Kereta Api Indonesia sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 25%, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar 12%. ( Baca juga: Mengerikan, Ponsel Vivo Meledak dan Terbakar di Bandara Internasional Hong Kong )
“Efeknya terhadap WIKA, seperti diketahui bahwa saat ini WIKA menjadi salah satu pemegang saham paling besar yang ada di PSBI atau Indonesia portion 60% kemudian China portion 40%. Di 60% itu WIKA kurang lebih 38%," jelasnya.
Sebagai informasi, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh PT KCIC berjalan secara paralel. Selain pembangunan jalur kereta, pembangunan stasiun dan sarana penunjang lainnya juga menjadi target yang akan diselesaikan pada tahun 2022.
Direktur Utama Wijaya Karya atau WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, penghitungan masih terus dilakukan. Namun berdasarkan informasi yang diterimanya, pembengkakan biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung bisa mencapai 20%. ( Baca juga: Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung Berangkat ke Depo Tegalluar, Lanjut Tahap Pengelasan )
“Ini pertanyaan sangat penitng, sangat baik, jadi memang di kereta cepat tentunya akan terjadi cost of run yang saat ini sedang dihitung oleh teman-teman KCIC. Berapa besar, tentunya kita akan menunggu berapa besar, tapi yang saya dengar memang kurang lebih hampir 20%. Tapi sedang dihitung,” ujarnya dalam acara Webinar Mengukur Infrastruktur, Rabu (14/4/2021).
Pembengkakan biaya tersebut akan berdampak kepada perseroan. Pasalnya, WIKA termasuk dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memegang 60% saham KCIC.
Dari 60% saham PSBI, porsi dari Wika mencapai 38%. Selain Wika, pemegang saham PSBI adalah PT Kereta Api Indonesia sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 25%, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar 12%. ( Baca juga: Mengerikan, Ponsel Vivo Meledak dan Terbakar di Bandara Internasional Hong Kong )
“Efeknya terhadap WIKA, seperti diketahui bahwa saat ini WIKA menjadi salah satu pemegang saham paling besar yang ada di PSBI atau Indonesia portion 60% kemudian China portion 40%. Di 60% itu WIKA kurang lebih 38%," jelasnya.
Sebagai informasi, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh PT KCIC berjalan secara paralel. Selain pembangunan jalur kereta, pembangunan stasiun dan sarana penunjang lainnya juga menjadi target yang akan diselesaikan pada tahun 2022.
(uka)
tulis komentar anda