Awal Puasa Harga Pangan Pokok Nanjak, Ini Penyebabnya
Jum'at, 16 April 2021 - 19:57 WIB
JAKARTA - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) telah melaporkan sejumlah komoditas bahan pokok mengalami kenaikan harga di awal bulan puasa. Tercatat kenaikan terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto, salah satu penyebab kenaikan harga bahan pokok itu adalah rantai distribusi yang berjenjang. Kemudian, lanjut dia, panjangnya jalur distribusi membuat harga komoditas di tingkat produsen jauh berbeda dan mahal ketika sampai di tangan konsumen.
"Jadi jalur distribusi yang masih berjenjang atau panjang dari petani sampai ke pasar untuk sampai ke konsumen. Maka itu, ini menjadi pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan," ujar dia dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (16/4/2021).
Dia menjelaskan, beberapa komoditas seperti daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir atau di tingkat konsumen mengalami kenaikan. Di mana selama ini harga di tingkat peternak relatif stabil bahkan cenderung turun.
"Sehingga ada perbedaan harga yang signifikan antara harga di tingkat produsen dan di tingkat konsumen. Maka itu faktor distribusi yang panjang tadi memang diduga mengakibatkan gejolak harga yang tidak simetris," ungkap dia.
Dia menuturkan, berdasarkan pantauan KPPU di 34 provinsi yang terbagi di 6 kantor wilayah (kanwil) terjadi kenaikan harga sejumlah bahan pokok.
Menurut Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto, salah satu penyebab kenaikan harga bahan pokok itu adalah rantai distribusi yang berjenjang. Kemudian, lanjut dia, panjangnya jalur distribusi membuat harga komoditas di tingkat produsen jauh berbeda dan mahal ketika sampai di tangan konsumen.
"Jadi jalur distribusi yang masih berjenjang atau panjang dari petani sampai ke pasar untuk sampai ke konsumen. Maka itu, ini menjadi pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan," ujar dia dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (16/4/2021).
Dia menjelaskan, beberapa komoditas seperti daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir atau di tingkat konsumen mengalami kenaikan. Di mana selama ini harga di tingkat peternak relatif stabil bahkan cenderung turun.
"Sehingga ada perbedaan harga yang signifikan antara harga di tingkat produsen dan di tingkat konsumen. Maka itu faktor distribusi yang panjang tadi memang diduga mengakibatkan gejolak harga yang tidak simetris," ungkap dia.
Dia menuturkan, berdasarkan pantauan KPPU di 34 provinsi yang terbagi di 6 kantor wilayah (kanwil) terjadi kenaikan harga sejumlah bahan pokok.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda