Ojo Sebel! Simak Keuntungan Jualan di Grup WhatsApp
Minggu, 18 April 2021 - 00:00 WIB
JAKARTA - Salah satu marketing channel yang cukup menguntungkan saat ini adalah melalui grup WhatsApp atau WAG. Ternyata modelnya cukup beragam.
Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan ada beberapa ragam WAG. Mulai dari grup yang ditujukan untuk khusus saling berjualan, grup karena kesamaan hobi, lalu karena kesamaan profesi.
"Biasanya grup profesi atau teman sekantor akan lebih beragam. Bisa lebih banyak lagi orangnya," ujar Eko saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (17/4/2021).
Selain itu menurutnya juga ada tipe grup lelang barang, dengan hanya satu penjual dan anggota lainnya hanya pembeli. Sementara bila ada yang mau berjualan bisa dengan menitipkan produknya. Pihak admin bisa menjadi kurator untuk seleksi awal produk yang dijual. Salah satunya adalah grup pengajian yang memiliki solidaritas yang kuat. "Semakin lama lingkungan pergaulan orang akan makin mengerucut. Akhirnya kita akan ingin sesuatu yang personal. Orang semakin butuh rekomendasi dari kenalannya," ujarnya.
Menurutnya perdagangan di WAG memiliki kelebihan sudah saling kenal sehingga bisa membeli dari penjual yang dipercaya. Produknya akan lebih mudah diterima karena ada reputasi baik yang sudah diketahui. "Tapi risikonya bila ada cacat sedikit atau tidak sesui iklan akan langsung tersebar cepat. Karena sifatnya sangat personal," jelasnya.
Perencana keuangan lainnya Tejasari juga menambahkan keuntungan berjualan di WAG. Menurutnya ada beberapa alasan seperti gratis biaya, praktis, lebih kenal karena teman, sehingga akan lebih dibantu dan terpercaya.
Kemudian juga banyak penjual yang nyaman di WAG karena merasa lebih prospektif. Mereka bisa mengakses langsung ke pembeli dan bahkan bisa langsung chat. "Ditambah lagi saat ini pasti banyak juga yang pernah tertipu penjual e-commerce yang palsu. Jadi orang akan lebih banyak hati hatinya," kata Tejasari.
Tapi menurut dia ada yang harus diperhatikan, yaitu penjualnya harus bersaing dengan yang lain di WAG tersebut, sehingga harganya tidak bisa dipatok tinggi-tinggi untuk mengambil margin besar.
"Kadang satu grup ada yang jualannya sama misalnya mpek mpek sudah banyak penjualnya. Makanya produk kita harus beda," imbuhnya.
Tidak hanya itu, ada kerepotan lain yaitu penjual harus banyak bergabung di berbagai WAG untuk mengejar target penjualan. Lazimnya rasio penjual akan lebih banyak dari pembelinya. "Harus rajin juga ikut banyak group. Ini yang lumayan repot, soalnya musti memantau semua WA group," sambungnya.
Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan ada beberapa ragam WAG. Mulai dari grup yang ditujukan untuk khusus saling berjualan, grup karena kesamaan hobi, lalu karena kesamaan profesi.
"Biasanya grup profesi atau teman sekantor akan lebih beragam. Bisa lebih banyak lagi orangnya," ujar Eko saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (17/4/2021).
Selain itu menurutnya juga ada tipe grup lelang barang, dengan hanya satu penjual dan anggota lainnya hanya pembeli. Sementara bila ada yang mau berjualan bisa dengan menitipkan produknya. Pihak admin bisa menjadi kurator untuk seleksi awal produk yang dijual. Salah satunya adalah grup pengajian yang memiliki solidaritas yang kuat. "Semakin lama lingkungan pergaulan orang akan makin mengerucut. Akhirnya kita akan ingin sesuatu yang personal. Orang semakin butuh rekomendasi dari kenalannya," ujarnya.
Menurutnya perdagangan di WAG memiliki kelebihan sudah saling kenal sehingga bisa membeli dari penjual yang dipercaya. Produknya akan lebih mudah diterima karena ada reputasi baik yang sudah diketahui. "Tapi risikonya bila ada cacat sedikit atau tidak sesui iklan akan langsung tersebar cepat. Karena sifatnya sangat personal," jelasnya.
Perencana keuangan lainnya Tejasari juga menambahkan keuntungan berjualan di WAG. Menurutnya ada beberapa alasan seperti gratis biaya, praktis, lebih kenal karena teman, sehingga akan lebih dibantu dan terpercaya.
Kemudian juga banyak penjual yang nyaman di WAG karena merasa lebih prospektif. Mereka bisa mengakses langsung ke pembeli dan bahkan bisa langsung chat. "Ditambah lagi saat ini pasti banyak juga yang pernah tertipu penjual e-commerce yang palsu. Jadi orang akan lebih banyak hati hatinya," kata Tejasari.
Tapi menurut dia ada yang harus diperhatikan, yaitu penjualnya harus bersaing dengan yang lain di WAG tersebut, sehingga harganya tidak bisa dipatok tinggi-tinggi untuk mengambil margin besar.
"Kadang satu grup ada yang jualannya sama misalnya mpek mpek sudah banyak penjualnya. Makanya produk kita harus beda," imbuhnya.
Tidak hanya itu, ada kerepotan lain yaitu penjual harus banyak bergabung di berbagai WAG untuk mengejar target penjualan. Lazimnya rasio penjual akan lebih banyak dari pembelinya. "Harus rajin juga ikut banyak group. Ini yang lumayan repot, soalnya musti memantau semua WA group," sambungnya.
(nng)
tulis komentar anda