Kota Tua dan Sunda Kelapa Bakal jadi Destinasi Wisata Dunia yang Ramah Pejalan Kaki
Rabu, 28 April 2021 - 19:02 WIB
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMN dan BUMD akan revitalisasi Kota Tua dan Sunda Kelapa. Kerja sama itu ditandai dengan dibentuknya Joint Venture (JV).
Joint Venture ini terdiri dari Experience Board atau PT Jakarta Tourisindo (JXB), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).
Kolaborasi tiga entitas ditandai dengan penandatanganan dokumen Perjanjian Pokok atau Head of Agreement (HoA) yang dilakukan oleh Direktur Utama JXB Novita Dewi, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer dan Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.
Langkah tersebut sekaligus bertujuan membangkitkan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata kelas dunia. Pembentukan JV sebagai pengelola kawasan juga diharapkan menjadi angin segar bagi percepatan perkembangan kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa sebagai destinasi wisata yang ramah pejalan kaki.
Tidak hanya mendongkrak sektor pariwisata, pengelolaan kawasan juga diharapkan memberi kontribusi dengan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa. Salah satu tujuannya yaitu memulihkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk selama pandemi Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut, langkah revitalisasi kedua kawasan tersebut sebagai upaya transformasi wisata di DKI Jakarta yang dilakukan oleh pemerintah setempat dengan dukungan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kita memulai sebuah babak baru dari transformasi Kota Tua. Tadi kami tegaskan bahwa transformasi ini bukan barang baru, sudah dikerjakan lama, tapi sekarang kita menggunakan cara yang baru, di mana dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah, swasta hingga unsur masyarakat," ujar Anies, Rabu (28/4/2021).
Dalam proses revitalisasi, pemerintah akan mengelola 240 hektar yang terdiri dari kawasan Kota Tua dan Sunda Kelapa. Harapannya, proyek ini akan menjadi satu ekosistem yang mampu mendorong perekonomian secara nasional.
"Jadi jangan membayangkan ini hanya mengelola di sekitar lapangan yang ada di sini, tetapi seluruh kawasannya. Kemudian ini juga sistematis karena ini disusun menggunakan Joint Venture tadi. Jadi unsur kolaborasi skalanya besar, kemudian, ada Joint Venture," katanya.
Joint Venture ini terdiri dari Experience Board atau PT Jakarta Tourisindo (JXB), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).
Kolaborasi tiga entitas ditandai dengan penandatanganan dokumen Perjanjian Pokok atau Head of Agreement (HoA) yang dilakukan oleh Direktur Utama JXB Novita Dewi, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer dan Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat.
Langkah tersebut sekaligus bertujuan membangkitkan kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa menjadi destinasi wisata kelas dunia. Pembentukan JV sebagai pengelola kawasan juga diharapkan menjadi angin segar bagi percepatan perkembangan kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa sebagai destinasi wisata yang ramah pejalan kaki.
Tidak hanya mendongkrak sektor pariwisata, pengelolaan kawasan juga diharapkan memberi kontribusi dengan menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa. Salah satu tujuannya yaitu memulihkan sektor pariwisata yang sempat terpuruk selama pandemi Covid-19.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut, langkah revitalisasi kedua kawasan tersebut sebagai upaya transformasi wisata di DKI Jakarta yang dilakukan oleh pemerintah setempat dengan dukungan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kita memulai sebuah babak baru dari transformasi Kota Tua. Tadi kami tegaskan bahwa transformasi ini bukan barang baru, sudah dikerjakan lama, tapi sekarang kita menggunakan cara yang baru, di mana dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah, swasta hingga unsur masyarakat," ujar Anies, Rabu (28/4/2021).
Dalam proses revitalisasi, pemerintah akan mengelola 240 hektar yang terdiri dari kawasan Kota Tua dan Sunda Kelapa. Harapannya, proyek ini akan menjadi satu ekosistem yang mampu mendorong perekonomian secara nasional.
"Jadi jangan membayangkan ini hanya mengelola di sekitar lapangan yang ada di sini, tetapi seluruh kawasannya. Kemudian ini juga sistematis karena ini disusun menggunakan Joint Venture tadi. Jadi unsur kolaborasi skalanya besar, kemudian, ada Joint Venture," katanya.
(ind)
tulis komentar anda