Erick Thohir Pastikan Kinerja BUMN Normal Lagi di 2024
Kamis, 29 April 2021 - 15:05 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menyebabkan sejumlah kinerja BUMN terkoreksi hingga 60 persen sejak 2020 lalu. Ketidakpastian itu membuat Kementerian BUMN menyiasati langkah transformasi strategis untuk mengubah model bisnis perusahaan pelat merah hingga 2024 mendatang.
Menteri BUMN, Erick Thohir mencatat, pihaknya terus melakukan perubahan strategi perseroan secara besar-besaran. Langkah itu diharapkan mampu membawa perusahaan keluar dari jeratan krisis akibat pandemi. Dalam skemanya, perubahan strategi model bisnis akan disesuaikan dengan kondisi dan dinamika di lapangan.
"Kita secara bersama mengubah strategi secara besar, di mana transformasi yang namanya supply chain kita perkuat dan tidak lupa memperkeras pengawasan Good Corporate Goverment, pembangunan talenta yang kompetitif, memastikan bisnis model yang teradaptasi pasca Covid-19. Tapi tetap terfokus di bisnisnya," ujar Erick, Kamis (29/4/2021).
Sepanjang 2021, Kementerian BUMN menyusun strategi keberlangsungan hidup perusahaan. Di mana, pemegang saham melakukan perlindungan bagi perseroan negara yang masih terdampak pandemi. Perlindungan ini berupa restrukturisasi utang hingga pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN).
Di sisi produksi dan distribusi, pemegang saham juga memperkuat supply chain melalui proses pengawasan yang ketat. Sementara pada aspek tata kelola, Kementerian BUMN akan mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) atau human capital hingga menguatkan tata kelola perusahaan Good Corporate Government (GCG).
"Suka atau tidak suka bahwa di kuartal 2021 ini kita mode-nya survivor atau keberlangsungan hidup. Di mana, kita melindungi BUMN strategis yang terdampak Covid-19 di bisnisnya," kata dia.
Lalu, pada 2022 BUMN akan masuk pada fase restrukturisasi dan realignment. Restrukturisasi berkaitan dengan kinerja bisnis dan keuangan perseroan. Sementara di periode 2023-2024 BUMN diharapkan bisa kembali normal dengan inovasi dan transformasi yang disiapkan saat ini.
Mantan Bos Inter Milan itu juga membeberkan bahwa pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) perihal PNM BUMN. Dimana, suntikan dana segar tidak dikontraskan dengan dividen.
"Di sini bisa terlihat bahwa berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya di 2021-2022 ini antara dividen dan PMN yang diharapkan tentu ini masih menjadi diskusi antara dua Kementerian. Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN itu sendiri," tutur dia.
Menteri BUMN, Erick Thohir mencatat, pihaknya terus melakukan perubahan strategi perseroan secara besar-besaran. Langkah itu diharapkan mampu membawa perusahaan keluar dari jeratan krisis akibat pandemi. Dalam skemanya, perubahan strategi model bisnis akan disesuaikan dengan kondisi dan dinamika di lapangan.
"Kita secara bersama mengubah strategi secara besar, di mana transformasi yang namanya supply chain kita perkuat dan tidak lupa memperkeras pengawasan Good Corporate Goverment, pembangunan talenta yang kompetitif, memastikan bisnis model yang teradaptasi pasca Covid-19. Tapi tetap terfokus di bisnisnya," ujar Erick, Kamis (29/4/2021).
Sepanjang 2021, Kementerian BUMN menyusun strategi keberlangsungan hidup perusahaan. Di mana, pemegang saham melakukan perlindungan bagi perseroan negara yang masih terdampak pandemi. Perlindungan ini berupa restrukturisasi utang hingga pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN).
Di sisi produksi dan distribusi, pemegang saham juga memperkuat supply chain melalui proses pengawasan yang ketat. Sementara pada aspek tata kelola, Kementerian BUMN akan mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) atau human capital hingga menguatkan tata kelola perusahaan Good Corporate Government (GCG).
"Suka atau tidak suka bahwa di kuartal 2021 ini kita mode-nya survivor atau keberlangsungan hidup. Di mana, kita melindungi BUMN strategis yang terdampak Covid-19 di bisnisnya," kata dia.
Lalu, pada 2022 BUMN akan masuk pada fase restrukturisasi dan realignment. Restrukturisasi berkaitan dengan kinerja bisnis dan keuangan perseroan. Sementara di periode 2023-2024 BUMN diharapkan bisa kembali normal dengan inovasi dan transformasi yang disiapkan saat ini.
Mantan Bos Inter Milan itu juga membeberkan bahwa pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) perihal PNM BUMN. Dimana, suntikan dana segar tidak dikontraskan dengan dividen.
"Di sini bisa terlihat bahwa berbeda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya di 2021-2022 ini antara dividen dan PMN yang diharapkan tentu ini masih menjadi diskusi antara dua Kementerian. Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN itu sendiri," tutur dia.
(ind)
tulis komentar anda