Ini 2 Faktor Pendorong PMI Manufaktur RI Catat Rekor Tertinggi
Rabu, 05 Mei 2021 - 12:50 WIB
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai pemulihan ekonomi nasional tahun ini kembali terlihat pada sejumlah indeks indikator. Salah satunya IHS Markit mencatat PMI Manufaktur Indonesia pada April 2021 yang menyentuh rekor tertingginya sepanjang masa.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan, walau belum dilihat sejauh mana efektivitasnya setidaknya ada dua indikator yang membuat optimisme dari PMI Manufaktur Indonesia meningkat. Indikator-indikator tersebut yaitu, program vaksinasi dan UU Cipta Kerja.
“Memasuki tahun 2021 ini tumbuh optimisme dari kalangan dunia usaha. Kemudian, dari sisi konsumen ini tumbuh optimisme seiring dengan program vaksinasi yang sudah bergulir. Lalu, optimisme tersebut juga tumbuh akibat dari implementasi atau pengesahan UU Cipta Kerja,” ungkapnya dalam acara Market Review IDX Channel, Rabu (5/5/2021).
Menurut dia, berbagai optimisme tersebut mendorong keyakinan pasar semakin tinggi dan menyebabkan dari sisi konsumen yakni indeks keyakinan konsumen semakin membaik.
“Sehingga di sini ada perbaikan dari sisi supply dan demand. Terlihat dampak akhirnya pada triwulan satu PMI itu meningkat di besaran sekitar 50,01%. Nah, ini jelas jauh berbeda atau jauh meningkat dari kuartal satu di 2020 yang berada di kisaran 45,64%,” ujar Ahmad.
Ahmad menjelaskan, berbagai indikator pembentuk PMI juga mengalami peningkatan. Seperti volume produksi, jumlah karyawan, penerimaan besaran input, volume persediaan barang jadi, dan seterusnya. Sehingga, diprediksi nanti pada kuartal kedua akan lebih baik lagi.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan, walau belum dilihat sejauh mana efektivitasnya setidaknya ada dua indikator yang membuat optimisme dari PMI Manufaktur Indonesia meningkat. Indikator-indikator tersebut yaitu, program vaksinasi dan UU Cipta Kerja.
“Memasuki tahun 2021 ini tumbuh optimisme dari kalangan dunia usaha. Kemudian, dari sisi konsumen ini tumbuh optimisme seiring dengan program vaksinasi yang sudah bergulir. Lalu, optimisme tersebut juga tumbuh akibat dari implementasi atau pengesahan UU Cipta Kerja,” ungkapnya dalam acara Market Review IDX Channel, Rabu (5/5/2021).
Menurut dia, berbagai optimisme tersebut mendorong keyakinan pasar semakin tinggi dan menyebabkan dari sisi konsumen yakni indeks keyakinan konsumen semakin membaik.
“Sehingga di sini ada perbaikan dari sisi supply dan demand. Terlihat dampak akhirnya pada triwulan satu PMI itu meningkat di besaran sekitar 50,01%. Nah, ini jelas jauh berbeda atau jauh meningkat dari kuartal satu di 2020 yang berada di kisaran 45,64%,” ujar Ahmad.
Ahmad menjelaskan, berbagai indikator pembentuk PMI juga mengalami peningkatan. Seperti volume produksi, jumlah karyawan, penerimaan besaran input, volume persediaan barang jadi, dan seterusnya. Sehingga, diprediksi nanti pada kuartal kedua akan lebih baik lagi.
(ind)
tulis komentar anda