Berdayakan Masyarakat, BRGM Bawa Produk Gambut ke Marketplace
Rabu, 05 Mei 2021 - 22:43 WIB
JAKARTA - Sekretaris Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Ayu Dewi Utari mengatakan kebutuhan tanaman herbal ditengah pandemi Covid-19 meningkat cukup tinggi dan pembelian banyak dilakukan melalui toko online .
“Data ini, menjadi tantangan tersendiri bagi BRGM terutama dalam merancang program restorasi gambut kedepannya. Mengingat kegiatan restorasi, tidak hanya memulihkan kondisi ekologi saja, tapi juga berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Ayu pada saat pembukaan kegiatan Sosialisasi Restorasi Gambut Tingkat di Provinsi Sumatera Selatan Rabu (5/5/2021).
Baca Juga : Survei Membuktikan: Marketplace Bantu UMKM Bertahan Saat Pandemi dan Menembus Ekspor
Upaya peningkatan kesejahteraan ini, pada periode sebelumnya di Sumatera Selatan (Sumsel) sudah dilakukan melalui pemberian 110 paket bantuan revitalisasi ekonomi masyarakat dan pelatihan pengelolaan lahan tanpa bakar petani gambut.
Salah satu komoditas yang dikembangkan oleh Pokmas adalah jahe, tanaman herbal yang dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Pokmas ini juga dibina untuk mengembangkan produk turunan seperti jahe bubuk dan empon-empon.
BRGM, melalui Kedeputian Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, telah membuka pasar untuk produk yang dihasilkan oleh pokmas dengan menjalin kerja sama dengan marketplace, seperti Bukalapak.
Kedepan, mengingat BRGM memiliki Kedeputian Bidang Pemberdayaan Masyarakat, maka kegiatan restorasi gambut juga akan memperkuat pengembangan usaha termasuk didalamnya pendampingan masyarakat untuk diversifikasi produk gambut dan akses pasar.
“Kami harap penguatan pengembangan usaha ini, dapat mewujudkan masyarat yang mandiri secara ekonomi dan turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan restorasi gambut di Sumatera Selatan,” harap Ayu.
Pada kegiatan sosialisasi ini, juga disampaikan capaian restorasi gambut di Sumatera Selatan sampai akhir 2020, yaitu telah dibangun infrastruktur pembasahan gambut sebanyak 331 unit Sumur Bor, 824 unit Sekat Kanal, 57 unit Timbun Kanal. Dilakukan juga revegetasi seluas 250 hektar dan dibentuk 88 Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). Pada 2021 ditambah 8 DMPG lagi.
“Untuk target restorasi, sampai tahun 2024, 157.848 hektare berada di Sumatera Selatan. Untuk mencapai target ini, diperlukan dukungan dan kerjasama yang baik para pihak,” pungkasnya.
“Data ini, menjadi tantangan tersendiri bagi BRGM terutama dalam merancang program restorasi gambut kedepannya. Mengingat kegiatan restorasi, tidak hanya memulihkan kondisi ekologi saja, tapi juga berkewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Ayu pada saat pembukaan kegiatan Sosialisasi Restorasi Gambut Tingkat di Provinsi Sumatera Selatan Rabu (5/5/2021).
Baca Juga : Survei Membuktikan: Marketplace Bantu UMKM Bertahan Saat Pandemi dan Menembus Ekspor
Upaya peningkatan kesejahteraan ini, pada periode sebelumnya di Sumatera Selatan (Sumsel) sudah dilakukan melalui pemberian 110 paket bantuan revitalisasi ekonomi masyarakat dan pelatihan pengelolaan lahan tanpa bakar petani gambut.
Salah satu komoditas yang dikembangkan oleh Pokmas adalah jahe, tanaman herbal yang dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Pokmas ini juga dibina untuk mengembangkan produk turunan seperti jahe bubuk dan empon-empon.
BRGM, melalui Kedeputian Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, telah membuka pasar untuk produk yang dihasilkan oleh pokmas dengan menjalin kerja sama dengan marketplace, seperti Bukalapak.
Kedepan, mengingat BRGM memiliki Kedeputian Bidang Pemberdayaan Masyarakat, maka kegiatan restorasi gambut juga akan memperkuat pengembangan usaha termasuk didalamnya pendampingan masyarakat untuk diversifikasi produk gambut dan akses pasar.
Baca Juga
“Kami harap penguatan pengembangan usaha ini, dapat mewujudkan masyarat yang mandiri secara ekonomi dan turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan restorasi gambut di Sumatera Selatan,” harap Ayu.
Pada kegiatan sosialisasi ini, juga disampaikan capaian restorasi gambut di Sumatera Selatan sampai akhir 2020, yaitu telah dibangun infrastruktur pembasahan gambut sebanyak 331 unit Sumur Bor, 824 unit Sekat Kanal, 57 unit Timbun Kanal. Dilakukan juga revegetasi seluas 250 hektar dan dibentuk 88 Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG). Pada 2021 ditambah 8 DMPG lagi.
“Untuk target restorasi, sampai tahun 2024, 157.848 hektare berada di Sumatera Selatan. Untuk mencapai target ini, diperlukan dukungan dan kerjasama yang baik para pihak,” pungkasnya.
(dar)
tulis komentar anda