Total Tutup Bisnis SPBU di Indonesia, Apa Kabar Persaingan Usaha?
Jum'at, 07 Mei 2021 - 10:18 WIB
JAKARTA - PT Total Oil Indonesia memutuskan untuk melepaskan bisnis retail fuel di Indonesia. Dengan demikian, sebanyak 18 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Total di Jabotabek dan Bandung akan tutup.
Marketing Manager Total Oil Indonesia Magda Naibaho mengatakan, keputusan ini sejalan dengan strategi global Total dalam hal manajemen portofolio secara aktif.
"PT Total Oil Indonesia sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2003 dan kami tetap berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan unggulan di Indonesia, termasuk pelumas dan produk specialty lainnya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (6/5/2021).
Terkait penutupan ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memandang persaingan bisnis SPBU di Indonesia kian hari kian ketat. Terlebih lagi dengan hadirnya BP dan juga VIVO di samping Shell, sehingga Total semakin tertekan.
Menurut dia, masyarakat lebih suka dengan merek besar seperti Shell karena banyak promosi dan juga BP-AKR yang sekarang mulai gencar membuat cabang di sejumlah wilayah di Jadetabek. Adapun VIVO masih terkenal karena mengeluarkan produk murah dengan ron 89 mereka menjadi promosi gratis juga untuk BBM jenis lainnya.
"Produk Total oleh penggunaan kendaraan juga kurang menarik jika dibandingkan SPBU swasta lainnya. Saya kira itu yang menyebabkan Total harus menutup semua SPBU mereka di Indonesia," tuturnya.
Baca juga: SPBU Total Ucap Selamat Tinggal, Ceruk Bisnis Isi Bensin Tetap Menjanjikan
Kendati demikian, bisnis SPBU ritel di Indonesia dinilai masih sangat menarik. Hal ini seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahunnya, sehingga secara tidak langsung turut memicu naiknya kebutuhan akan BBM. "Terbukti BP bersama AKR mencoba mencari ceruk pasar dari SPBU swasta dan Pertamina dan sepertinya mereka berhasil mengambilnya," pungkasnya.
Marketing Manager Total Oil Indonesia Magda Naibaho mengatakan, keputusan ini sejalan dengan strategi global Total dalam hal manajemen portofolio secara aktif.
"PT Total Oil Indonesia sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2003 dan kami tetap berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan unggulan di Indonesia, termasuk pelumas dan produk specialty lainnya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (6/5/2021).
Terkait penutupan ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memandang persaingan bisnis SPBU di Indonesia kian hari kian ketat. Terlebih lagi dengan hadirnya BP dan juga VIVO di samping Shell, sehingga Total semakin tertekan.
Menurut dia, masyarakat lebih suka dengan merek besar seperti Shell karena banyak promosi dan juga BP-AKR yang sekarang mulai gencar membuat cabang di sejumlah wilayah di Jadetabek. Adapun VIVO masih terkenal karena mengeluarkan produk murah dengan ron 89 mereka menjadi promosi gratis juga untuk BBM jenis lainnya.
"Produk Total oleh penggunaan kendaraan juga kurang menarik jika dibandingkan SPBU swasta lainnya. Saya kira itu yang menyebabkan Total harus menutup semua SPBU mereka di Indonesia," tuturnya.
Baca juga: SPBU Total Ucap Selamat Tinggal, Ceruk Bisnis Isi Bensin Tetap Menjanjikan
Kendati demikian, bisnis SPBU ritel di Indonesia dinilai masih sangat menarik. Hal ini seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia setiap tahunnya, sehingga secara tidak langsung turut memicu naiknya kebutuhan akan BBM. "Terbukti BP bersama AKR mencoba mencari ceruk pasar dari SPBU swasta dan Pertamina dan sepertinya mereka berhasil mengambilnya," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda