THR Cair Picu Kepadatan di Mal, Awas Jangan Abaikan Prokes!
Jum'at, 07 Mei 2021 - 12:26 WIB
JAKARTA - Baru-baru ini kepadatan di pasar Tanah Abang , Jakarta Pusat, menjelang lebaran mengundang keprihatinan lantaran banyaknya pengunjung maupun pedagang yang abai dengan protokol kesehatan (prokes). Kerumunan masyarakat ini dikhawatirkan memicu klaster baru Covid-19.
Ekonom Indef, Andry Satrio Nugroho menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan kepadatan tersebut. Pertama, kelonggaran yang beberapa waktu terakhir ini terjadi di pusat-pusat perbelanjaan.
"Sekilas mungkin di perbelanjaan masyarakat kelas bawah seperti di Tanah Abang, tetapi kalau dilihat mal yang digemari kelas menengah ke atas juga ramai," ucap Andry dalam IDX Channel Live Market Review di Jakarta, Jumat (7/5/2021).
Faktor kedua, momentum ini juga terjadi karena bias perilaku masyarakat dalam melihat pandemi Covid-19 yang seolah-olah telah berakhir. Terlebih, dengan adanya program vaksinasi.
"Faktor ketiga, ini yang paling penting, THR sudah cair. Ketika ditanya, jawabannya pun seperti 'iya nih, tahun lalu belum sempat beli baju lebaran'. Dengan adanya pelonggaran tadi, masyarakat tergerak dengan adanya insentif-insentif tersebut," tuturnya.
Di lain pihak, Andry melihat, kondisi tersebut bisa menjadi indikasi naiknya daya beli masyarakat. Meskipun, dia melihat bahwa kondisinya belum berada pada tahapan yang ideal seperti awal pandemi.
"Pengeluaran rumah tangga di kuartal I/2021 terkontraksi 2,23% meskipun sudah lebih membaik dari tahun lalu. Pengeluaran untuk makanan dan minuman juga belum baik seperti kuartal I/2020, tapi sudah lebih baik dari kuartal IV/2021," bebernya.
Ekonom Indef, Andry Satrio Nugroho menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan kepadatan tersebut. Pertama, kelonggaran yang beberapa waktu terakhir ini terjadi di pusat-pusat perbelanjaan.
"Sekilas mungkin di perbelanjaan masyarakat kelas bawah seperti di Tanah Abang, tetapi kalau dilihat mal yang digemari kelas menengah ke atas juga ramai," ucap Andry dalam IDX Channel Live Market Review di Jakarta, Jumat (7/5/2021).
Faktor kedua, momentum ini juga terjadi karena bias perilaku masyarakat dalam melihat pandemi Covid-19 yang seolah-olah telah berakhir. Terlebih, dengan adanya program vaksinasi.
"Faktor ketiga, ini yang paling penting, THR sudah cair. Ketika ditanya, jawabannya pun seperti 'iya nih, tahun lalu belum sempat beli baju lebaran'. Dengan adanya pelonggaran tadi, masyarakat tergerak dengan adanya insentif-insentif tersebut," tuturnya.
Di lain pihak, Andry melihat, kondisi tersebut bisa menjadi indikasi naiknya daya beli masyarakat. Meskipun, dia melihat bahwa kondisinya belum berada pada tahapan yang ideal seperti awal pandemi.
"Pengeluaran rumah tangga di kuartal I/2021 terkontraksi 2,23% meskipun sudah lebih membaik dari tahun lalu. Pengeluaran untuk makanan dan minuman juga belum baik seperti kuartal I/2020, tapi sudah lebih baik dari kuartal IV/2021," bebernya.
(ind)
tulis komentar anda