Pangkas Anak Usaha dari 127 Jadi 12, Pertamina Lebih Lincah dan Fokus
Kamis, 20 Mei 2021 - 22:57 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) memangkas anak perusahaan dari semula 127 menjadi hanya tinggal 12 anak usaha. Langkah ini dalam rangka mempermudah dalam mengelola dan menyusun rencana strategis seluruh bisnis grup Pertamina.
"Sekarang dengan struktur yang baru, ada 12 anak perusahaan yang dikelola. Dari sini terjadi streamlining sehingga kami pun lebih mudah dalam melakukan pengelolaan dan juga dalam menyusun rencana strategi untuk seluruh bisnis Pertamina Group," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (20/5/2021).
Dalam melakukan restrukturisasi, ungkap Nicke, Pertamina melakukan benchmark dengan sejumlah perusahaan migas multinasional seperti Petronas, BP, PTT Public Company, dan ExxonMobil.
Pertamina juga memastikan beberapa hal yang menjadi tanggung jawab perseroan sebagai BUMN yang bergerak di bidang migas tetap harus dijalankan sesuai UU energi maupun UU BUMN.
"Jadi dalam menyusun ini bukan hanya mengikuti guidance dari buku putih yang dibuat Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, tetapi juga dilakukan benchmark," tukasnya.
Menurut Nicke, dengan restrukturisasi holding subholding Pertamina ini menjadi lebih fokus. Hal ini terlihat dari 11 direktorat yang ada di Pertamina, sekarang hanya tinggal 5 dan ada fungsi integrator di mana dengan 6 direksi dilakukan integrasi dan pengolahan agar seluruh operasional perusahaan tetap berjalan, namun pengambilan keputusan lebih cepat dan efisien.
Dengan operasional diturunkan ke anak perusahaan atau subholding, maka holding lebih fokus mengembangkan bisnis ke depan. "Kenapa? Karena transisi energi tidak bisa menunggu lagi. Fossil fuel akan bergerak ke renewable energy. Ini yang menjadi tugas besar di holding bagaimana menjalankan itu paralel memperkuat bisnis yang ada. Kami pun menyadari dalam pengembangan bisnis ke depan ini memerlukan dana yang tidak kecil," paparnya.
Sepanjang tahun 2020-2040, total anggaran investasi Pertamina direncanakan USD92 miliar di mana sebanyak USD40 miliar harus dari external resources baik kemitraan, loan, ataupun bond.
"Ini semuanya ditangani di holding. Selain itu, menjadi lebih fokus. Sehingga ketika ada permasalahan di sana lebih fleksibel karena kami memberikan kewenangan yang utuh kepada masing-masing subholding ini dalam menjalankan kegiatan bisnisnya," pungkasnya.
"Sekarang dengan struktur yang baru, ada 12 anak perusahaan yang dikelola. Dari sini terjadi streamlining sehingga kami pun lebih mudah dalam melakukan pengelolaan dan juga dalam menyusun rencana strategi untuk seluruh bisnis Pertamina Group," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (20/5/2021).
Dalam melakukan restrukturisasi, ungkap Nicke, Pertamina melakukan benchmark dengan sejumlah perusahaan migas multinasional seperti Petronas, BP, PTT Public Company, dan ExxonMobil.
Pertamina juga memastikan beberapa hal yang menjadi tanggung jawab perseroan sebagai BUMN yang bergerak di bidang migas tetap harus dijalankan sesuai UU energi maupun UU BUMN.
"Jadi dalam menyusun ini bukan hanya mengikuti guidance dari buku putih yang dibuat Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, tetapi juga dilakukan benchmark," tukasnya.
Menurut Nicke, dengan restrukturisasi holding subholding Pertamina ini menjadi lebih fokus. Hal ini terlihat dari 11 direktorat yang ada di Pertamina, sekarang hanya tinggal 5 dan ada fungsi integrator di mana dengan 6 direksi dilakukan integrasi dan pengolahan agar seluruh operasional perusahaan tetap berjalan, namun pengambilan keputusan lebih cepat dan efisien.
Dengan operasional diturunkan ke anak perusahaan atau subholding, maka holding lebih fokus mengembangkan bisnis ke depan. "Kenapa? Karena transisi energi tidak bisa menunggu lagi. Fossil fuel akan bergerak ke renewable energy. Ini yang menjadi tugas besar di holding bagaimana menjalankan itu paralel memperkuat bisnis yang ada. Kami pun menyadari dalam pengembangan bisnis ke depan ini memerlukan dana yang tidak kecil," paparnya.
Sepanjang tahun 2020-2040, total anggaran investasi Pertamina direncanakan USD92 miliar di mana sebanyak USD40 miliar harus dari external resources baik kemitraan, loan, ataupun bond.
"Ini semuanya ditangani di holding. Selain itu, menjadi lebih fokus. Sehingga ketika ada permasalahan di sana lebih fleksibel karena kami memberikan kewenangan yang utuh kepada masing-masing subholding ini dalam menjalankan kegiatan bisnisnya," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda