Indonesia Kedatangan Vaksin Covid-19 dari Sinopharm
Senin, 31 Mei 2021 - 13:37 WIB
JAKARTA - Indonesia kedatangan lagi vaksin Covid-19 . Penerimaan vaksin tahap ke-14 pada Senin 31 Mei 2021 ini berjenis Sinopharm , hasil produksi Beijing Bio-Institute of Biological Products Co Ltd.
Belum diketahui berapa jumlah vaksin yang diperoleh pemerintah dari Sinopharm. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, akan dimanfaatkan untuk program vaksinasi nasional.
Baca juga:Buwas Diminta Turun Tangan Urusi Masalah Tahu Tempe
Secara kumulatif, jumlah vaksin yang sudah diperoleh pemerintah sebesar 75,9 juta dosis. Diperkirakan, jumlah itu bisa digunakan oleh 37,5 juta penduduk Indonesia dengan asumsi masing-masing orang memperoleh dua kali suntikan.
"Hari ini kita kedatangan lagi, vaksin yang akan dimanfaatkan untuk bangsa Indonesia. Seperti kita ketahui sampai saat ini Indonesia sudah punya 75,9 juta vaksin. Dari 75,9 juta itu, kalau satu rakyat Indonesia menggunakan dua dosis, berarti itu cukup untuk 37,5 juta penduduk," ujar Erick dalam konferensi pers secara virtual, Senin (31/5/2021).
Pemerintah memastikan proses pengadaan vaksin terus dilakukan untuk program vaksinasi nasional. Tujuannya, untuk menekan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Tercatat, pada 25 Mei 2021 kemarin, Indonesia juga menerima vaksin asal Sinovac sebanyak 8 juta dosis dalam bentuk bulk. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, vaksin yang sudah diterima pemerintah Indonesia adalah vaksin Sinovac 3 juta dosis, AstraZeneca 6,4 juta dosis, Sinopharm 1 juta dosis.
Baca juga:Hindari Kecurangan, UTBK Kedokteran dan Farmasi UMM Perketat Pengawasan
''Pemerintah selalu memastikan faktor keamanan mutu dan khasiat sehingga tidak perlu ada keraguan bagi masyarakat dalam menerima vaksin-vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi oleh Badan POM,'' katanya.
Untuk mencapai kekebalan imunitas masyarakat Indonesia diperlukan 181,5 juta vaksin atau 70% penduduk Indonesia, yang terdiri dari SDM kesehatan di tahap pertama, lansia dan petugas publik yang jumlahnya sekitar 40 juta jiwa di tahap kedua.
Belum diketahui berapa jumlah vaksin yang diperoleh pemerintah dari Sinopharm. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, akan dimanfaatkan untuk program vaksinasi nasional.
Baca juga:Buwas Diminta Turun Tangan Urusi Masalah Tahu Tempe
Secara kumulatif, jumlah vaksin yang sudah diperoleh pemerintah sebesar 75,9 juta dosis. Diperkirakan, jumlah itu bisa digunakan oleh 37,5 juta penduduk Indonesia dengan asumsi masing-masing orang memperoleh dua kali suntikan.
"Hari ini kita kedatangan lagi, vaksin yang akan dimanfaatkan untuk bangsa Indonesia. Seperti kita ketahui sampai saat ini Indonesia sudah punya 75,9 juta vaksin. Dari 75,9 juta itu, kalau satu rakyat Indonesia menggunakan dua dosis, berarti itu cukup untuk 37,5 juta penduduk," ujar Erick dalam konferensi pers secara virtual, Senin (31/5/2021).
Pemerintah memastikan proses pengadaan vaksin terus dilakukan untuk program vaksinasi nasional. Tujuannya, untuk menekan penyebaran Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Tercatat, pada 25 Mei 2021 kemarin, Indonesia juga menerima vaksin asal Sinovac sebanyak 8 juta dosis dalam bentuk bulk. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, vaksin yang sudah diterima pemerintah Indonesia adalah vaksin Sinovac 3 juta dosis, AstraZeneca 6,4 juta dosis, Sinopharm 1 juta dosis.
Baca juga:Hindari Kecurangan, UTBK Kedokteran dan Farmasi UMM Perketat Pengawasan
''Pemerintah selalu memastikan faktor keamanan mutu dan khasiat sehingga tidak perlu ada keraguan bagi masyarakat dalam menerima vaksin-vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi oleh Badan POM,'' katanya.
Untuk mencapai kekebalan imunitas masyarakat Indonesia diperlukan 181,5 juta vaksin atau 70% penduduk Indonesia, yang terdiri dari SDM kesehatan di tahap pertama, lansia dan petugas publik yang jumlahnya sekitar 40 juta jiwa di tahap kedua.
(uka)
tulis komentar anda