Sektor Ritel Berguguran, Sinyalnya Sudah Terlihat dalam 4 Tahun Terakhir
Senin, 31 Mei 2021 - 14:10 WIB
JAKARTA - Sektor ritel yang mulai berguguran, menurut ekonom tidak semata-mata karena soal Pandemi Covid-19 berkepanjangan. Seperti diketahui industri ritel belakangan menjadi sorotan setelah Giant berencana menutup seluruh gerai mereka, selanjutnya Centro pada beberapa pusat perbelanjaan juga tidak lagi mampu bersaing.
"Tren ini sebenarnya sudah kita lihat sebelum terjadinya pandemi, banyak ritel berguguran dalam 4 tahun kebelakang karena harus bersaing dengan e-commerce yang bermunculan dan menawarkan layanan yang lebih menarik perhatian konsumen seperti misalnya promosi harga dan kemudahan dalam berbelanja," jelas Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Senin (31/5/2021).
Lebih lanjut Ia menerangkan, bahwa kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan dalam setahun terakhir ini memang dipengaruhi oleh beragam hal.
"Hal pertama, tentu ini adalah kebijakan internal perusahaan yang ingin melakukan efisiensi terhadap lini bisnis usaha mereka," ujar Yusuf.
Dia mengatakan, efisiensi ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya tidak bisa bersaing dengan perusahaan sejenis yang bersifat lebih efisien.
Sekarang, kata Yusuf, ujian itu bertambah dengan adanya pandemi Covid-19, kombinasi antara pembatasan aktivitas masyarakat dan juga daya beli masyarakat yang melemah akhirnya mendorong permintaan terhadap beragam produk ritel semakin berkurang.
"Hal ini yang kemudian menjadi hal lain yang berdampak pada kinerja bisnis sehingga muaranya pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh beragam bisnis saat ini," ucapnya.
"Tren ini sebenarnya sudah kita lihat sebelum terjadinya pandemi, banyak ritel berguguran dalam 4 tahun kebelakang karena harus bersaing dengan e-commerce yang bermunculan dan menawarkan layanan yang lebih menarik perhatian konsumen seperti misalnya promosi harga dan kemudahan dalam berbelanja," jelas Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Senin (31/5/2021).
Baca Juga
Lebih lanjut Ia menerangkan, bahwa kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan dalam setahun terakhir ini memang dipengaruhi oleh beragam hal.
"Hal pertama, tentu ini adalah kebijakan internal perusahaan yang ingin melakukan efisiensi terhadap lini bisnis usaha mereka," ujar Yusuf.
Dia mengatakan, efisiensi ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya tidak bisa bersaing dengan perusahaan sejenis yang bersifat lebih efisien.
Sekarang, kata Yusuf, ujian itu bertambah dengan adanya pandemi Covid-19, kombinasi antara pembatasan aktivitas masyarakat dan juga daya beli masyarakat yang melemah akhirnya mendorong permintaan terhadap beragam produk ritel semakin berkurang.
"Hal ini yang kemudian menjadi hal lain yang berdampak pada kinerja bisnis sehingga muaranya pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh beragam bisnis saat ini," ucapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda