Kementerian ESDM Rentan Kena Serangan Siber, BSSN Kasih Bimbingan

Jum'at, 18 Juni 2021 - 20:59 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diakui memang sangat rentan terhadap serangan siber. Hal itu mengingat seluruh proses, dari sisi kerahasiaan data, interaksi perizinan sangatlah tinggi. Foto/Dok
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diakui memang sangat rentan terhadap serangan siber . Hal itu mengingat seluruh proses, dari sisi kerahasiaan data, interaksi perizinan sangatlah tinggi, terbukti dari kontribusi sektor ESDM terhadap PNBP lebih dari 54% secara nasional.

"Kami dan Bapak Menteri ESDM sangat mengapresiasi bimbingan dari BSSN kepada Kementerian ESDM , karena masifnya peningkatan teknologi informasi dan komunikasi pada penyelenggaraan pemerintahan di Kementerian ESDM akan meningkat pula risiko terhadap ancaman dan gangguan keamanan siber," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial dalam siaran pers, Jumat (18/6/2021).





Seperti diketahui Pandemi Covid-19 telah membuat transformasi digital terakselerasi dengan cepat dan menjadi sebuah tatanan baru dalam bekerja dan beraktivitas sehari-hari. Teknologi informasi menjadi tulang punggung utama menggantikan dimensi jarak dan fisik ke dalam sistem siber.

Ego menyambut baik dan berterima kasih atas penetapan Kementerian ESDM oleh Badan Siber dan Sandi Negara sebagai salah satu instansi pemerintah dalam program pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (Computer Security Incident Response Team/ CSIRT).

Sementara itu, Deputi Bidang Penanggulangan dan Pemulihan Badan Siber dan Sandi Negara, Mayor Jenderal TNI Yoseph Puguh Eko Setiawan, juga mengapresiasi langkah Kementerian ESDM yang hari ini membentuk Tim Tanggap Insiden Siber yang diberi nama ESDM CSIRT.

"Perjalanan panjang tentu sudah dilakukan Kementerian ESDM dengan Security Operation Center (SOC) -nya, mungkin tidak menyangka ternyata apa yang sudah dilakukan itu bisa membuat tergabung menjadi Tim, dan mudah-mudahan dengan penguatan ini menjadi awal babak baru, di mana data leak atau kebocoran-kebocoran ataupun serangan siber dapat segera diatasi dan dapat dikomunikasikan dan dikolaborasikan dengan stakeholder yang berada di wilayah ruang siber yang ada di Indonesia," tutur Yoseph.



Yoseph menambahkan, keamanan siber saat ini sudah menjadi isu di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Presiden juga mengingatkan pada upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus tahun 2019 lalu yang mengatakan bahwa Indonesia harus untuk siaga menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data.

"Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita. Kini data lebih berharga dari minyak, termasuk juga dalam bidang pertahanan keamanan, kita juga harus tanggap dan siap menghadapi perang siber," tuturnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More